Sunday 27 May 2018

Makalah Pengaruh Media Sosial Bagi Pendidikan






MAKALAH

PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PENDIDIKAN



Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan



Dosen Pengampu :

Hendra Dedi K S.Pd., M.Pd.

NIP. 198402092010021005





Oleh :

Khasanah Eka Yanuari

        ( 5402414006 )


PRODI PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015





i

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii

BAB I  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang .............................................................................................         1

1.2  Rumusan Masalah.................................................................................................. 1

1.3  Tujuan Penulisan.................................................................................................... 1

BAB II   PEMBAHASAN

            2.1 Pengertian media sosial.......................................................................................... 2

2.2 Ciri-ciri dan Klasifikasi media sosial........................................................................ 2-3

2.3 Pengertian pendidikan............................................................................................ 3-4

2.4 Pengaruh media sosial bagi pendidikan................................................................... 4-5

       a. Dampak Negatif............................................................................................... 5

       b. Damapk Positif................................................................................................. 5-6

       c. Media sosial dikalangan remaja.................................................................. 6-7

                                                                                                                         

 BAB III   PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 8

3.2 Saran..................................................................................................................... 8



DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 9





























BAB 1

PENDAHULUAN



1.1    LATAR BELAKANG



Saat ini banyak bermunculan media sosial dimasyarakat, namun media sosial tersebut kurang dimanfaatan. Media sosial seharusnya berfungsi sebagai penghubung antara sosialisasi masyarakat dengan dunia pendidikan agar para siswa dan siswi memiliki pengetahuan dan relasi yang lebih banyak. Namun nyatanya dalam kehidupan kita media sosial ini masih disalah artikan oleh masyarakat atau bersifat negatif dari segi apapun baik dari segi publik maupun segi pendidikan. Tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dan sebagainya. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh vendor smartphone serta tablet murah yang menjamur dan menjadi trend . Hampir semua orang di Indonesia memiliki smartphone , dengan semakin majunya internet dan hadirnya smartphone maka media sosial pun ikut berkembang pesat.

Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.

Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di dunia maya.





1.2    RUMUSAN MASALAH



Ada beberapa rumusan masalah mengenai pengaruh media sosial bagi pendidikan :

1.      Apa pengertian media sosial ?

2.      Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi media sosial ?

3.      Apa pengertian pendidikan ?

4.      Bagaimana pengaruh media sosial bagi pendidikan ?                



1.3    TUJUAN PENULISAN



Adapun tujuan penulisan mengenai pengaruh media sosial bagi pendidikan :

1.      Mengetahui pengertian media sosial

2.      Mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi media sosial

3.      Mengetahui pengertian pendidikan

4.      Mengetahui pengaruh media sosial bagi pendidikan



BAB II

PEMBAHASAN

                     

2.1  Pengertian Media Sosial

            Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.



2.2   Klasifikasi dan Ciri-ciri media sosial

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial :

1.      Proyek Kolaborasi


Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di website ini. contohnya wikipedia.


2.      Blog dan microblog


User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. contohnya twitter.

3.      Konten


Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten – konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain – lain. contohnya youtube.

4.      Situs jejaring sosial


Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto – foto. contoh facebook

5.      Virtual game world


Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar – avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. contohnya game online.


6.      Virtual social world                    


Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second life.



Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :

  • Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
  • Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
  • Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
  • Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi



2.3  Pengertian Pendidikan

Ada beberapa pengertian tentang pendidikan, diantaranya adalah :

a)      Ki Hajar Dewantoro menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak.

b)      Crow and Crow menyatakan, bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.

c)      GBHN tahun 1973 menyatakan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

d)      UUSPN No. 2 tahun 1989 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

e)      UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari beberapa pendapat diatas, pengertian pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik agar memiliki sifat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

Pendidikan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

1.      Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Contoh pendidikannya yaitu, TK, SD, SMP, SMA, Universitas, dll.

2.      Pendidikan infromal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Contohnya adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua atau keluarga kepada anaknya.

3.      Pendidikan non formal

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, seperti TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus,  diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

2.4   Pengaruh media sosial bagi pendidikan




Dalam sebuah pendidikan, media sosial sangat berperan penting, sehingga menibulkan dampak negatif dan positif pada sebuah pendidikan. dampak negatif yg timbul di karenakan salahnya cara pemakain dalam menggunakan media sosial, banyak pelajar yang menjadikan media sosial sebagai sarana untuk mengekspos diri sendiri, bukan untuk mencari ilmu pendidikan, sehingga pelajar tersebut terjebak dalam media sosial, dan dapat merusak pola pikir mereka. sedangkan dampak positifnya, media sosial sangat membantu dalam dunia pendidikan, dimana semua ilmu pendidikan dapat dengan mudah di cari dan di tela'ah menggunakan media sosial ini, tidak hanya berpedomana pada sebuah buku pelajaran, teteapi dengan adanya media sosial, pelajar dapat mencari sebuah hal-hal baru dalam pendidikan yang akan selalu terjawab dalam media sosial.

a.      Dampak Negatif

1. Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.

2. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

3. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.



4. Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.



5. Kejahatan dunia maya (cyber crime)

Seiring berkembangnya teknologi, berkembang pula kejahatan. Didunia internet, kejahatan dikenal dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Diantaranya, carding, hacking, cracking, phising, dan spamming.



b.    Dampak Positif

    Media sosial selain membawa dampak negatif juga banyak membawa dampak positif. Beberapa media sosial yang telah membawa dampak positif seperti, facebook, twitter, dan sebagainya. Dibawah ini adalah salah satu penggunaan media sosial, sebagai berikut :

1.      Penggunaan media sosial berupa facebook, twitter dan sebagainya dapat digunakan oleh para siswa dan siswi untuk dapat saling berdiskusi dan berkomunikasi dengan gurunya mengenai pelajaran atau sebaliknya guru dapat memberikan informasi-informasi kepada siswa dan siswinya.

2.      Penggunaan media sosial berupa blog seperti, wordpress, blog, multiply, dan blog lainnya dapat digunakan untuk metode pengajaran terhadap siswa dan siswi untuk mengasah softskill. Selain itu blog juga dapat menjadi ajang perlombaan menulis bagi para siswa dan siswi pada pendidikannya masing-masing.



3.      Sebagai media penyebar informasi

 Informasi yang up to date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi tersebut. Ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai manusia yang hidup di era digital seperti sekarang ini. Cakrawala dunia serasa berada dalam sentuhan jari kita. 

4.       Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial

Mengasah keterampilan teknis dan sosial merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi agar bisa bertahan hidup dan berada dalam neraca persaingan diera modern seperti sekarang ini. Hal ini sangatlah penting, tidak ada batasan usia, semua orang butuh untuk berkembang.

5.       Memperluas jaringan pertemanan

Dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia. Kelebihan ini bisa kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar pikiran, saling mengenal budaya dan ciri khas daerah masing-masing, dll. Hal ini dapat pula mengasah kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa inggris dengan memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di situs jejaring sosial.



c.       Media sosial dikalangan remaja

Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.Kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo, melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%.

Penggunaan media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra. Penggunaan media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh ketika sedang belajar lalu ada notification chatting dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau berkali-kali di Twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.Tidak berhenti sampai di situ saja. Yang lebih parah ada beberapa kasus seorang remaja yang dilaporkan hilang oleh orangtuanya yang ternyata kabur dengan teman yang baru dikenalnya di Facebook. Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan. Peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus dapat memberikan fungsi afektif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang cukup.

Di kota besar seperti Jakarta, seringkali para remaja mengalami kekosongan karena kebutuhan akan bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga yang secara ekonomis kurang mampu, hal tersebut disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah, sehingga tidak ada waktu sama sekali untuk memperhatikan dan mengasuh anak-anaknya. Sedangkan pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah karena orang tua terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar rumah dalam rangka mengembangkan prestise. Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu pengantar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 1990. 371]

Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya.Contohnya saja di Twitter, para remaja menampilkan diri melalui mengunggah avatar yang paling bagus dilihat, memposting tweet dan retweet sebanyak-banyaknya dengan tujuan memperlihatkan eksistensinya di dunia maya, mereka berusaha memperlihatkan eksistensi dirinya serta membangun citra sebaik mungkin. Para remaja juga berusaha memperlihatkan citra positif di Twitter. Begitupun halnya dengan Facebook, para remaja memposting foto-fotonya yang sedang bersenang-senang dengan teman-temannya dan seolah memperlihatkan betapa bahagia dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan individu menjadikan media sosial sebagai media presentasi diri.

Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu. [5. Rachmah, Amy Julia. 2012. Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Sebagai Media Pembelajaran. EJPTI (Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Informatika) Volume 1, Nomor 3, Bulan November 2012]





BAB III

PENUTUP



3.1      Kesimpulan



Media sosial adalah sebuah media online yang dapat memungkinkan semua orang melakukan penciptaan dan pertukaran user-generated content, melalui situs-situs yang ditawarkan. Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Dengan begitu banyak manfaat yang terkandung dalam media sosial bagi pendidikan seperti sebagai sumber informasi bagi pelajar untuk mendapatkan referensi lain, media sosial seperti facebook, tweeter, dll dapat digunakan oleh pelajar untuk berdiskusi maupun berkomunikasi dengan guru atau guru memberi informasi, bisa juga media sosial sebagai ajang lomba untuk mengasah softskill pelajar. Dari sekian banyak manfaat media sosial masih banyak media sosial yang disalah gunakan, salahnya cara pemakain dalam menggunakan media sosial, banyak pelajar yang menjadikan media sosial sebagai sarana untuk mengekspos diri sendiri, bukan untuk mencari ilmu pendidikan, sehingga pelajar tersebut terjebak dalam media sosial, dan dapat merusak pola pikir mereka.



3.2      Saran

Maka dari itu, perlunya ada solusi untuk para pelajar yang salah menggunakan media sosial, peran orangtua disini sangat penting untuk mengawasi putra putrinya menggunakan media sosial, serta membatasi penggunaan media sosial.



DAFTAR PUSTAKA



Sumber Buku :

Drs. Achmad Munib, Sh., M.Si.,dkk.2012.Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang:Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Unnes.

Sumber Internet : Diposting pada tanggal 10 April 2015

 Seminar "Dampak Media Sosial terhadap Dunia Pendidikan" oleh Prof. Dr. I wayan Simri Wicaksana dan Dr. Ira Puspitawati., SPsi., MPsi.



http://madces.blogspot.com/2011/10/pengaruh-media-social-network-terhadap.html








http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial












Share:

0 comments:

Post a Comment

Advertise