MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu :
Hendra Dedi K
S.Pd., M.Pd.
NIP.
198402092010021005
Oleh :
Khasanah Eka
Yanuari
( 5402414006 )
PRODI
PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
i
DAFTAR
ISI
Halaman Judul......................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian media sosial.......................................................................................... 2
2.2 Ciri-ciri dan Klasifikasi media sosial........................................................................ 2-3
2.3 Pengertian
pendidikan............................................................................................ 3-4
2.4
Pengaruh media sosial bagi
pendidikan................................................................... 4-5
a. Dampak
Negatif............................................................................................... 5
b. Damapk
Positif................................................................................................. 5-6
c. Media sosial dikalangan
remaja.................................................................. 6-7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 8
3.2 Saran..................................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................. 9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Saat ini
banyak bermunculan media sosial dimasyarakat, namun media sosial tersebut
kurang dimanfaatan. Media sosial seharusnya berfungsi sebagai penghubung antara
sosialisasi masyarakat dengan dunia pendidikan agar para siswa dan siswi
memiliki pengetahuan dan relasi yang lebih banyak. Namun nyatanya dalam
kehidupan kita media sosial ini masih disalah artikan oleh masyarakat atau
bersifat negatif dari segi apapun baik dari segi publik maupun segi pendidikan. Tidak
dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dan
sebagainya. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh vendor smartphone serta tablet murah
yang menjamur dan menjadi trend . Hampir semua orang di Indonesia
memiliki smartphone , dengan semakin majunya internet dan hadirnya smartphone
maka media sosial pun ikut berkembang pesat.
Media
sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak
ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun
mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh
yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi
besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya.
Bagi
masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah
menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam
mereka tidak lepas dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling
sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain; Facebook, Twitter, Path,
Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing
media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna
media sosial yang mereka miliki. Media sosial memang menawarkan banyak
kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di dunia
maya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Ada beberapa rumusan
masalah mengenai pengaruh media sosial bagi pendidikan :
1.
Apa pengertian
media sosial ?
2. Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi media sosial ?
3. Apa pengertian pendidikan ?
4. Bagaimana pengaruh media sosial bagi pendidikan ?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan penulisan mengenai pengaruh media
sosial bagi pendidikan :
1. Mengetahui
pengertian media sosial
2. Mengetahui
ciri-ciri dan klasifikasi media sosial
3. Mengetahui
pengertian pendidikan
4. Mengetahui
pengaruh media sosial bagi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Sosial
Media sosial
adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.
2.2
Klasifikasi dan Ciri-ciri media sosial
Media sosial
teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog,
blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat
dan bookmark sosial. Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media
penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial
(self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema
klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis
mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media
sosial :
1. Proyek Kolaborasi
Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di website ini. contohnya wikipedia.
2. Blog dan microblog
User lebih bebas
dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik
kebijakan pemerintah. contohnya twitter.
3. Konten
Para user dari
pengguna website ini saling meng-share konten – konten media, baik seperti
video, ebook, gambar, dan lain – lain. contohnya youtube.
4. Situs jejaring sosial
Aplikasi yang
mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi
sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti
foto – foto. contoh facebook
5. Virtual game world
Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar – avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. contohnya game online.
6. Virtual social world
Dunia virtual
yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual
game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih
bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second life.
Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
- Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
- Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
- Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
- Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
2.3
Pengertian Pendidikan
Ada
beberapa pengertian tentang pendidikan, diantaranya adalah :
a) Ki
Hajar Dewantoro menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek),
dan tubuh anak.
b) Crow
and Crow menyatakan, bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam
kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu
meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.
c) GBHN
tahun 1973 menyatakan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.
d) UUSPN
No. 2 tahun 1989 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan bagi
peranannya dimasa yang akan datang.
e) UUSPN
No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spriritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari
beberapa pendapat diatas, pengertian pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar
dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik agar memiliki
sifat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Pendidikan dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Pendidikan
formal
Pendidikan
formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada
umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Contoh
pendidikannya yaitu, TK, SD, SMP, SMA, Universitas, dll.
2. Pendidikan
infromal
Pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan
belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Hasil
pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Contohnya
adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua atau keluarga kepada anaknya.
3. Pendidikan
non formal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia
dini, serta pendidikan dasar, seperti TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang
banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua Gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus,
diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
2.4
Pengaruh media sosial bagi pendidikan
a.
Dampak
Negatif
1. Kecanduan
situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan
kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya
pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons
kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
2. Seseorang
yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga sehingga
kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan
obesitas.
3. Kerusakan
fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad
ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan
yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi,
pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.
4. Media
elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga menghancurkan
secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk
mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah
seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam
jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak
berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.
5. Kejahatan
dunia maya (cyber crime)
Seiring berkembangnya
teknologi, berkembang pula kejahatan. Didunia internet, kejahatan dikenal
dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Diantaranya,
carding, hacking, cracking, phising, dan spamming.
b.
Dampak
Positif
Media sosial selain membawa dampak negatif juga banyak membawa dampak positif.
Beberapa media sosial yang telah membawa dampak positif seperti, facebook,
twitter, dan sebagainya. Dibawah ini adalah salah satu penggunaan media sosial,
sebagai berikut :
1. Penggunaan
media sosial berupa facebook, twitter dan sebagainya dapat digunakan oleh para
siswa dan siswi untuk dapat saling berdiskusi dan berkomunikasi dengan gurunya
mengenai pelajaran atau sebaliknya guru dapat memberikan informasi-informasi
kepada siswa dan siswinya.
2. Penggunaan
media sosial berupa blog seperti, wordpress, blog, multiply, dan blog lainnya
dapat digunakan untuk metode pengajaran terhadap siswa dan siswi untuk mengasah
softskill. Selain itu blog juga dapat menjadi ajang perlombaan menulis bagi
para siswa dan siswi pada pendidikannya masing-masing.
3.
Sebagai media penyebar informasi
Informasi yang
up to date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring sosial. Hanya dalam
tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi
tersebut. Ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai manusia yang hidup di era
digital seperti sekarang ini. Cakrawala dunia serasa berada dalam sentuhan jari
kita.
4.
Sebagai sarana
untuk mengembangkan keterampilan dan sosial
Mengasah
keterampilan teknis dan sosial merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi agar
bisa bertahan hidup dan berada dalam neraca persaingan diera modern seperti
sekarang ini. Hal ini sangatlah penting, tidak ada batasan usia, semua orang
butuh untuk berkembang.
5.
Memperluas
jaringan pertemanan
Dengan menggunakan
jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang
yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia. Kelebihan ini bisa
kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar pikiran, saling mengenal
budaya dan ciri khas daerah masing-masing, dll. Hal ini dapat pula mengasah
kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa inggris dengan
memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di situs jejaring
sosial.
c. Media sosial dikalangan remaja
Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja
merupakan masa transisi sebab pada saat itu, seseorang telah meninggalkan masa
kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa.Kaum remaja saat ini
sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan
sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah
berhenti. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo,
melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan remaja. Hasilnya
menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di
Indonesia sebanyak 64%.
Penggunaan media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan
kontra. Penggunaan media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja,
sebagai contoh ketika sedang belajar lalu ada notification chatting
dari teman yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang
remaja yang berkicau berkali-kali di Twitter yang terkadang hanya untuk
mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.Tidak berhenti
sampai di situ saja. Yang lebih parah ada beberapa kasus seorang remaja yang
dilaporkan hilang oleh orangtuanya yang ternyata kabur dengan teman yang baru
dikenalnya di Facebook. Semakin introvert seseorang maka dia akan
semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan. Peran orangtua sangat
dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus
dapat memberikan fungsi afektif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang
cukup.
Di kota besar seperti Jakarta, seringkali para remaja mengalami
kekosongan karena kebutuhan akan bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal
ini disebabkan karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga yang
secara ekonomis kurang mampu, hal tersebut disebabkan karena orang tua harus
mencari nafkah, sehingga tidak ada waktu sama sekali untuk memperhatikan dan
mengasuh anak-anaknya. Sedangkan pada keluarga yang mampu, persoalannya adalah
karena orang tua terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar rumah dalam rangka
mengembangkan prestise. Soekanto, Soerjono. Sosiologi
suatu pengantar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 1990. 371]
Kalangan
remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting
kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang
mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di
lingkungannya.Contohnya saja di Twitter, para remaja menampilkan diri melalui
mengunggah avatar yang
paling bagus dilihat, memposting tweet dan retweet sebanyak-banyaknya
dengan tujuan memperlihatkan eksistensinya di dunia maya, mereka berusaha
memperlihatkan eksistensi dirinya serta membangun citra sebaik mungkin. Para
remaja juga berusaha memperlihatkan citra positif di Twitter. Begitupun halnya
dengan Facebook, para remaja memposting foto-fotonya yang sedang
bersenang-senang dengan teman-temannya dan seolah memperlihatkan betapa bahagia
dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan individu menjadikan media sosial
sebagai media presentasi diri.
Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu
menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para
remaja tersebut memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang
kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang
kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi
dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika
berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan
istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self )
untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau
panggung tertentu. [5. Rachmah, Amy Julia. 2012. Pemanfaatan
Situs Jejaring Sosial Sebagai Media Pembelajaran. EJPTI (Jurnal Elektronik
Pendidikan Teknik Informatika) Volume 1, Nomor 3, Bulan November 2012]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media sosial adalah sebuah media
online yang dapat memungkinkan semua orang melakukan penciptaan dan pertukaran user-generated content, melalui
situs-situs yang ditawarkan. Sedangkan pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Dengan
begitu banyak manfaat yang terkandung dalam media sosial bagi pendidikan
seperti sebagai sumber informasi bagi pelajar untuk mendapatkan referensi lain,
media sosial seperti facebook, tweeter, dll dapat digunakan oleh pelajar untuk
berdiskusi maupun berkomunikasi dengan guru atau guru memberi informasi, bisa
juga media sosial sebagai ajang lomba untuk mengasah softskill pelajar. Dari
sekian banyak manfaat media sosial masih banyak media sosial yang disalah
gunakan, salahnya
cara pemakain dalam menggunakan media sosial, banyak pelajar yang menjadikan
media sosial sebagai sarana untuk mengekspos diri sendiri, bukan untuk mencari
ilmu pendidikan, sehingga pelajar tersebut terjebak dalam media sosial, dan
dapat merusak pola pikir mereka.
3.2 Saran
Maka dari itu, perlunya ada solusi
untuk para pelajar yang salah menggunakan media sosial, peran orangtua disini
sangat penting untuk mengawasi putra putrinya menggunakan media sosial, serta
membatasi penggunaan media sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
Buku :
Drs.
Achmad Munib, Sh., M.Si.,dkk.2012.Pengantar
Ilmu Pendidikan.Semarang:Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Unnes.
Sumber
Internet : Diposting pada tanggal 10 April 2015
Seminar
"Dampak Media Sosial terhadap Dunia Pendidikan" oleh Prof. Dr. I
wayan Simri Wicaksana dan Dr. Ira Puspitawati., SPsi., MPsi.
http://madces.blogspot.com/2011/10/pengaruh-media-social-network-terhadap.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
0 comments:
Post a Comment