Kesehatan kerja adalah
upaya perusahaan untuk mempersiapkan, memelihara serta tindakan lainnya dalam
rangka pengadaan serta penggunaan tenaga kerja dengan kesehatan baik fisik,
mental maupun sosial yang maksimal, sehingga dapat berproduksi secara maksimal
pula (Dainur,1992).
Keselamatan kerja
adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, alat kerja, bahan, dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannyaserta cara-cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi,
baik barang maupun jasa.Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,
mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang
lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang
bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja ,
dan masyarakat pada umumnya.Kecelakaan, adalah kejadian yang tak terduga dan
tak diharapkan. Tak terduga oleh karena di belakang peristiwa itu tidak
terdapat unsure kesengajaan,lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Sedangkan
pengertian kesehatan dan keselamat kerja adalah sebagai berikut :
- Secara Filosofi
Suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rokhaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil kerja dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur.
2.
Secara Keilmuan
Ilmu Pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
3.
Secara Praktis
Adalah suatu upaya perlindungan agar
tenaga kerja selalu dalam keadaaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan
ditempat kerja, serta sumber dan proses produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien
B. PENGERTIAN KELELAHAN
Tidak ada definisi operasional yang baku
menggambarkan apa itu “kelelahan”, namun yang pasti kelelahan lebih dari
sekedar mengantuk dan penyebabnya lebih dari sekedar lama kerja dan sifat fisik
pekerjaan. Secara umum kelelahan dapat dipahami dengan membedakan sumbernya,
dimensi-dimensinya, dan dampaknya terhadap kinerja. Untuk keperluan analisis,
kelelahan dibedakan antara kelelahan akibart pekerjaan dan kelelahan bukan
akibat pekerjaan, walaupun keduanya saling terkait.
Kelelahan
bukan akibat pekerjaan, biasanya dialami mereka yang bekerja dengan sistem rotasi
(shift), dapat diartikan sebagai kelelahan yang timbul karena situasi rumah dan
keluarga, diluar kegiatan pekerjaan, merupakan pola hidup (termasuk penggunaan
obat-obatan dan alkohol), pola dan masalah tidur seseorang, masalah keluarga,
dan buruknya pengaturan kegiatan untuk menghadapi rotasi kerja.
Kelelahan
akibat pekerjaan dapat
dianggap sebagai produk dari organisasi pekerjaan dan faktor fisik seseorang,
yaitu:
·
Lamanya waktu kerja dan pola istirahat, panjangnya waktu
rotasi, urutan waktu rotasi, waktu off diantara waktu rotasi.
·
Waktu dimana saatnya kerja dan saat istirahat, dimana
kondisi pagi, siang, sore, atau malam sangat bervariasi.
·
Waktu awal rotasi.
·
Riwayat pekerjaan satu minggu sebelumnya, dimana ber-efek
pada gangguan tidur.
·
Kemampuan biologis memulihkan diri dari kelelahan. Ada orang
yang cukup segar walaupun hanya sebentar tidur. Tetapi mereka yang “tumor” –
tukang molor, kalau belum 6 jam rasanya belum afdol.
Kelelahan
(fatigue) adalah suatu kondisi yang telah dikenal kehidupan
sehari-hari. Istilah kelelahan mengarah pada konsisi melemahnya tenaga untuk
melakukan suatu kehiatan, walaupun ini bukan satu-satunya gejala.
C. GEJALA-GEJALA KELELAHAN
Secara umum gejala kelelahan yang lebih dekat
adalah pada pengertian kelelahan fisik (physical Fatigue) dan kelelahan mental
( Mental Fatigue). Kelelahan dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ) macam ,
yaitu :
- Kelelahan
Otot ( Muscular Fatigue ), merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri
pada otot, sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja yang disebabkan oleh monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton),
intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan
psikologis, status kesehatan, dan gizi.
- Kelelahan
Umum ( General Fatigue ), kelelahan umum dapat terlihat pada munculnya sejumlah
keluhan yang berupa perasaan lamban dan keengganan untuk Melakukan aktivitas.
Jenis-jenis
kelelahan fisik secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.
Kelelahan pengelihatan, muncul dari terlalu letihnya mata.
b.
Kelelahan seluruh tubuh, sebagai akibat terlampau besarnya
beban fisik bagi seluruh organ tubuh.
c.
Kelelahan mental, penyebabnya dipicu oleh pekerjaan yang
bersigat mental dan intelektual.
d.
kelelahan syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya salah
satu bagian dari system psikomotorik.
e.
Terlalu monotonnya pekerjaan dan suasana sekitarnya
f.
Kelelahan Kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi efek
kelelahan pada jangka waktu yang panjang.
g.
Kelelahan Siklus hidup sebagai bagian dari irama hidup siang
dan malam serta pertukaran periode tidur.
D. GEJALA KELELAHAN
Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan
objektif antara lain :
o Perasaan lesu, ngantuk dan pusing
o Tidak / kurang mampu berkonsentrasi
o Berkurangnya tingkat kewaspadaan
o Persepsi yang buruk dan lambat
o Tidak ada / berkurangnya gairah
untuk bekerja
o Menurunnya kinerja jasmani dan
rohani
o
Sakit kepala
o
Perasaan pusing
o
Sulit tidur
o
Detak Jantung yang tidak normal
o
Keluar keringat secara berlebihan
o
Kehilangan nafsu makan
o
Masalah pencernaan (nyeri lambung, diare,
sembelit dan lain-lain)
Munculnya tanda-tanda
kelelahan psikosomatis diatas berpengaruh pula pada waktu-waktu absent dari
pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab ketidak hadiran
ditempat kerja, karena yang bersangkutan membutuhkan waktu istirahat
yang lebih banyak.
Gejala-gejala yang timbul ini dapat menyebabkan penurunan
efisiensi dan efektivitas kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut
menifestasinya timbul berupa keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga
kerja tidak masuk kerja.
E. DAMPAK KELELAHAN
Terdapat keterkaitan
yang erat antara kelelahan yang dialami tenaga kerja dengan kinerja perusahaan.
Apa bila tingkat produktivitas seseorang tenaga kerja terganggu yang
disebabkan oleh kelelahan fisik maupun psikis, maka akibat yang ditimbulkannya
akan terasa oleh perusahaan berupa penurunan produktivitas perusahaan. Tenaga
kerja sebagai asset investasi perusahaan perlu perlu dikeloka dengan baik dan
benar antara lain dengan memperhatikan factor-faktor kemungkinan timbulnya
kelelahan.
Sebagai diketahui,
bahwa dengan peningkatan kinerja organisasi melalui penanganan tata cara kerja
yang ergonomic adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas,
khususnya ila organisasi tersebut tidak memiliki tambahan dana investasi. Oleh
karena itu , perbaikan terhadap system kerja, faktor-faktor fisik dan
lingkungan krja agar segera dilakukan, sehingga tercipta suasana lingkungan
kerja yang aman, nyaman sehat dan produktif.
Dalam kondisi
demikian, diharapkan tingkat kelelahan tenaga kerja dapat ditekan dan
dikendalikan ke tingkat yang wajar agar produktivitas kerja tidak mengalami
gangguan.
Untuk mencegah dan
mengatasi memburuknya kondisi kerja akibat faktor kelelahan pad tenaga kerja
disarankan agar :
1. Merubah
metoda kerja menjadi lebih efesien dan efektif
2. Menerapkan
penggunaan peralatan dan pranti kerja ang memenuhi standar ergonomic.
3. Menjadwalkan
waktu istirahat yang cukup bagi seorang tenaga kerja
4. Menciptakan
suasana lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman, bagi tenaga kerja.
5. Melakukan
pengujian dan evaluasi kinerja tenag kerja secera periodic untuk
mendeteksi indikasi kelelahan secara lebih dini menemukan solusi yang tepat.
6. Menerapkan
saran produktivitas kerja berdasarkan pendekatan manusiawi dan fleksibiltas
yang tinggi.
Dampak kelelahan terhadap kinerja merupakan suatu hasil
dari kombinasi antara pekerjaan, faktor non pekerjaan, rotasi kerja, sifat
pekerjaan, lamanya pekerjaan, dan siklus rotasi. Secara umum, efek kelelahan
dapat ditunjukkan seperti halnya efek karena pengaruh alcohol. Dampak tersebut
seperti:
·
berkurangnya kewaspadaam/konsentrasi;
·
waktu merespon yang
melambat;
·
gangguan koordinasi
tangan-mata;
·
berkurangnya fungsi
kognitif dan pengambilan keputusan kritis;
·
hilangnya kewaspadaan
situasional;
·
meningkatnya tingkat
kesalahan;
·
kecendrungan mengganggu
akurasi dan kecepatan kerja;
·
gagal mengenali masalah
yang timbul;
·
meningkatnya stress,
frustasi, kejengkelan;
Kombinasi satu atau lebih gejala-gejala di atas dapat
menyebabkan meningkatnya insiden dan tingkat keparahan kecelakaan. Perlu lebih
diwaspadai bagi mereka yang bekerja dengan sistem rotasi.
http://disnakertrans.kaltimprov.go.id/artikel-186-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3.html
https://hiukencana.wordpress.com/2010/01/01/aplikasi-teori-maslow-2/
0 comments:
Post a Comment