ETIKA
TABIAT
DAN TIPOLOGI MANUSIA
5402414006
Pendidikan Tata Kecantikan
Pendidikan Tata Kecantikan
Dosen Pengampu
DR. TRISNANI WIDOWATI,M.Si
NIP.196202271986012001
JURUSAN
TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Yang akan selalu berhubungan dengan orang lain, selalu hidup
berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Agar terjalinnya
hubungan yang baik dengan orang lain dan perlunya memahami karakter diri
sendiri maka kita perlu mengetahui dan memahami berbagai gambaran tentang
manusia secara umum baik karakter dan sifat.
Secara umum kita telah mengenal norma,nilai dan
etika yang diperoleh dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat
sekitar. Kita dikenalkan nilai, norma, dan etika dalam kehidupan masyarakta
agar kita dapat membedakan mana yang baik dan buruk yang terdapat dimasyarakat.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan kita. Oleh karena itu etika, nilai, norma perlu dikembangkan agar
tiap individu (mahasiswa) selalu mewujudkan
sikap dan perbuatan yang bertanggung jawab baik pada diri sendiri maupun
masyarakat.
Etika sebagai ilmu yang membahas
tentang nilai-nilai dan norma-norma sebagai bagian dari filsafat moral yang
sangat diperlukan dan sangat penting maka banyak pendapat para ahli tentang
etika dan penggolongan manusia berdasarkan karakter menurut para ahli.
Dalam makalah ini saya menyajikan gambaran umum tentang manusia dan etika,
pendapat dan penggolongan manusia menurut para ahli. Sebagai bekal hidup
bermasyarakat
Semarang, September 2014
Penulis
Khasanah
Eka Yanuari
DAFTAR ISI
Judul......................................................................................................................
i
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar
Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................... 1
C.
Tujuan
Penulisan................................................................................. 1
D.
Manfaat
Penulisan............................................................................... 1
BAB II ISI
A.
Pengertian
Etika.................................................................................. 2
B.
Penggolongan
Manusia....................................................................... 2
C.
Tabiat dan Tipologi Manusia menurut
Yung......................................
3-4
D.
Tabiat dan Tipologi Manusia menurut
Heymans dan Otto Gross...... 4-6
E.
Tabiat dan Tipologi Manusia menurut
Kretschmer............................
6-8
F.
Penggolongan Karakter
Pribadi.......................................................... 8
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan.........................................................................................
9
B.
Saran................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti
kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat
seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri.
Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang
lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus,
teman dikos atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut
oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal
alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita membutuhkan
sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri
dan orang lain. Kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana
kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang
tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang
baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap
individu dapat dihindari.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumsan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.
Apa pengertian Etika ?
2.
Bagaimana penggolongan karakter
manusia menurut para ahli ?
3.
Bagaimana mengetahui karakter
pribadi ?
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari makalah ini, yaitu:
1.
Untuk mengetahui pengertian etika
2.
Untuk memahami tabiat dan
penggolongan manusia.
3.
Untuk mengetahui penggolongan karakter
pribadi.
D. MANFAAT
PENULISAN
Adapun
manfaat dari makalah ini, yaitu:
1.
Agar kita dapat memahami karakter
orang yang ada disekitar kita.
2.
Agar kita dapat beradaptasi dengan
lingkungan baru dan orang baru disekitar kita.
3.
Agar kita tahu termasuk golongan
karakter manusia manakah kita.
BAB II
ISI
A. Pengertian Etika
Etika adalah
suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik
buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang
menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama
manusia, dan alam.
Dari segi
etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan
tentang azaz-azaz akhlak (moral).
Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya
menentukan tingkah laku manusia.
Adapun arti
etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap
dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu
kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan
yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala
aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Pada dasarnya pengertian etika apabila diartikan intinya sama saja yaitu
hal yang berkaitan dengan perilaku baik dan benar dalam kehidupan manusia.
Etika merupakan dasar yang penting didalam pergaulan serta menjadi landasan
penting bagi sebuah peradaban yang akan menjadi kesan mendalam dan terpatri
terus di benak seseorang. Etika bukan hanya sekedar penampilan fisik, tetapi
masih banyak faktor lain yang dapat mendukung seseorang untuk menampilkan sosoknya
yang memiliki etika yang tinggi.
B.
Penggolongan Manusia
Menurut Spranger, Adi Negoro, dan beberapa ahli filsafat lainnya, manusia
digolongkan menjadi :
1.
Manusia Teori
2.
Manusia Vitalismae
3.
Manusia Hedonisme
4.
Manusia Sosialisme
5.
Manusia Seni
6.
Manusia Utilitarisme
7.
Manusia Religiosisme
8.
Manusia Humanisme
C. Tabiat
dan Tipologi Manusia menurut Yung
Yung adalah ahli ilmu jiwa yang berasal dari Swiss.
Menurut Yung manusia digolongka menjadi :
v Introvert
Introvert adalah kepribadina yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif,
orientasinya tertuju ke dalam. Golongan ini termasuk pada orang yang tak
tertarik melihat atau memperhatikan keadaan orang lain, hanya memperhatikan
diri sendiri asyik dengan pikiran dan dunianya sendiri, sehingga cenderung
pendiam dan perasa.
-
Ciri-Ciri Kepribadian Introvert :
1.
Pendiam
2.
Pemalu
3.
Mawas Diri
4.
Gemar Membaca
5.
Suka Menyendiri
6.
Menjaga Jarak kecuali dengan teman yang sudah akrab
7.
Cenderung merencanakan lebih dahulu, melihat dahulu
sebelum melangkah
8.
Curiga
9.
Tidak suka kegembiraan
10. Menjalani
kehidupan sehari-hari dengan keseriusan
11. Menyukai
gaya hidup yang teratur dengan baik
12. Menjaga
perasaannya secara tertutup
13. Jarang
berperilaku agresif
14. Dapat
dipercaya
15. Dalam
beberapa hal pesimis
16. Mempunyai
nilai standar etika yang tinggi.
-
Karakter Kepribadian Introvert:
1.
Sukar bergaul
2.
Tertutup
3.
Sukar
mengadakan hubungan dengan orang lain.
v Ekstrovert
Ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif,
orientasinya terutama tertuju ke luar. Golongan ini termasuk manusia yang
jiwanya senang memperhatikan keadaan diluar dirinya, manusia yang ekstrovert
memiliki sifat periang , terbuka, senang bergaul, dan lebih terbuka terhadap
orang lain.
-
Ciri-Ciri Kepribadian Ekstrovert :
1.
Mudah bergaul
2.
Suka pesta
3.
Mempunyai banyak teman
4.
Membutuhkan banyak teman untuk bicara
5.
Tidak suka membaca atau belajar sendirian
6.
Sangat membutuhkan kegembiraan
7.
Mengambil tantangan
8.
Berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu
9.
Riang
10. Selalu siap
menjawab
11. Tidak selalu
dapat dipercaya
12. Tidak banyak
pertimbangan (easy going)
13. Cenderung
menjadi agresif dan cepat hilang kemarahannya
14. Semua
perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol
15. Biasannya
suka akan perubahan
16. Suka tertawa
dan gembira.
-
Karakter Kepribadian Ekstrovert :
1.
Mudah bergaul
2.
Terbuka
3.
Mudah mengadakan hubungan dengan orang lain.
D. Tabiat dan
Tipologi Manusia menurut Heymans dan Otto Gross
Heymans adalah ahli jiwa yang
berasal dari Belanda dan Otto Gross adalah ahli jiwa yang berasal dari Jerman.
Menurut Heymans dan Otto Gross, manusia terbagi dalam dua golongan :
v Fungsi
Primer
Fungsi Primer yaitu manusia yang cepat menerima
rangsangan dari luar dan cepat melupakannya. Daya serap dan ingatan pada
golongan ini tidak bertahan lama. Penyampaian perasaan seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang
sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan
pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam
komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan
pikiran seseorang kepada orang lain. Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan
pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik. Akan
tetapi menggapaiakan tangan atau memainkan jari-jemari, mengedipkan
mata atau menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan
hal-hal tertentu saja (sangat terbatas). Gambar sebagai lambing yang banyak
digunakan dalam komunikasi, tetapi tidak melebihi bahasa.
Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui
dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan
menggunakan media primer tersebut yakni lambang-lambang. Dengan perkataan lain,
pesan (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas
isi dan lambing (simbol).
Media primer atau lambang yang paling banyak
digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua
orang pandai mencari kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan
pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum
tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang. Kata-kata mengandung dua
jenis pengertian, yakni pengertian denotative dan pengertian konotatif. Sebuah
perkataan dalam pengertian denotatif adalah yang mengandung arti dan diterima
secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama.
Sedangkan perkataan dalam pengertian denotatif adalah yang mengandung emosional
atau mengandung penilaian tertentu. Komunikasi berlangsung apabila terjadi
kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan , kemudian menjadi
giliran komunikan untuk men-decode pesan dari komunikator itu, dalam proses itu
komunikator berfungsi sebagai penyandi (encoder).
Dalam proses komunikasi antar personal yang melibatkan
dua orang dalam situasi interaksi, komunikator menyandi suatu pesan, lalu
menyampaikannya kepada komunikan , dan komunikan menafsirkan lambang yang
mengandung pikiran atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya.
Komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi decoder. Akan tetapi karena
komunkasi antar personal itu bersifat dialogis, maka ketika komunikan
memberikan jawaban, ia kini menjadi encoder dan komunikator menadi decoder.
Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia
menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi, oleh karena itu
umpan balik bias bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Jika ia
merasakan umpan baliknya negatif, itu berarti uraiannya tidak komunikatif, pada
saat itu juga ia dapat mengubah gayanya.
Seperti halnya dengan penyampaian pesan secara verbal,
yakni denagn menggunakan bahasa, dan secara non-verbal, yaitu demgam
menggunakan kial, isyarat, gambar, atau warna, umpan balik pun dapat
disampaikan oleh komunikan secara verbal maupun non-verbal. Umpan balik secara
verbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan dengan kata-kata, baik secara
singkat maupun secara panjang lebar. Sedangkan umpan balik secara non-verbal
adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata.
Komunikator yang baik
adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera
mengubah gaya komunikasinya ketika ia mengetahui bahwa umpan balikdari
komunikan bersifat negatif. Situasi yang sama dengan komunikasi antar personal
ialah komunikasi kelompok (group communication), baik komunikasi kelompok
kecil, maupun komunikasi kelompok besar. Karena kedua jenis komunikasi itu
sifatnya tatap muka, maka umpan balik berlangsung secara seketika (immediate feedback),
berbeda dengan komunikasi bermedia yang umpan baliknya tertunda (delayed
feedback). Dalam komunikasi kelompok kecil seperti seminar, kuliah,
ceramah, brifing, lokakarya, forum, umpan balik yang diperlukan oleh
komunikator ialah yang bersifat verbal, karena komunikasinya ditujukan kepada
kognisi komunikan, jadi permasalahannya mengerti atau tidak, menyetujui atau
tidak, dan lain-lain yang kesemuanya harus dinyatakan dengan kata-kata.
Berbeda dengan komunikasi kelompok besar, semisal
rapat raksasa di sebuah lapangan yang dihadiri oleh puluhan ribu orang,
komunikasi seperti itu ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada perasaannya,
bukan kepada otaknya. Itulah proses komunikasi secara primer yang berlangsung
secara tatap muka.
v Fungsi
Sekunder
Fungsi Sekunder yaitu lambat menerima rangsangan dan
lambat pula melupakan rangsangan yang diterimanya. Proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada oaring lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk
meneruskan pesan komunikasi. Pada akhirnya, sejalan dengan berkembangnya
masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated
communication) mengalami kemajuan pula dengan memadukan komunikasi berlambang
bahasa dengan komunikasi berlambang gambar dan warna. Maka film, televise dan
video pun sebagai media yang mengandung bahasa, gambar, dan warna melanda
masyarakat di Negara manapun.
Pentingnya peranan media, surat kabar, radio, atau
televisi, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah
yang amat banyak. Akan tetapi, menurut para ahli komunikasi diakui bahwa
keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan
pesan-pesan yang bersifat informative. Menurut mereka, yang efektif dan efisien
dalam menyampaiakan pesan persuasive adalah komunikasi tatap muka karena
kerangka acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator,
sedangkan dalam proses komunikasinya , umpan balik berlangsung secara seketika,
dalam artian komunikator mengetahui tanggapan reaksi komunikan pada saat itu
juga.
Proses komunikasi secara sekunder merupakan sambungan
dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Proses
komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media non-massa
(non-mass-media).
Seperti apa yang dikatakan oleh Laswell bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Who Says What In Which Channel To Whom With What Effeck?
Paradigm Lass Well diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
- Komunikator
- Pesan
- Media
- Komunikan
- Effeck
Jadi berdasarkan paradigm Lasswell
tersebut, komunikasi adalah
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang
menumbulkan efek tertentu.
E. Tabiat dan
Tipologi Manusia menurut Kretschmer
Ernst Kretschmer seorang doktor
jiwa berkebangsaan jerman. Menurut Kretschmer manusia memiliki dua warna :
v Schizoid
Schizoid berarti pecah atau retak, golongan manusia
ini cenderung aneh, semaunya sendiri, penyendiri, perenung, pendiam tetapi
mempunyai kelebihan yaitu cerdas, jenius.
v Cycloid
Cycloid berarti berputar, sehingga manusia yang
tergolong dalam warna ini memiliki temperamen yang mudah berubah dari senang ke
sedih dan lebih senang bergaul, sifatnya riang serta senang memperhatikan orang
lain.
· Tipologi
Manusia
Tipologi
yang dikemukakan Kretschmer ada dua yaitu tipologi berdasarkan konstitusi fisik
ada 4 sedangkan tipologi berdasarkan konstitusi psikis ada 2. Antara tipologi
fisik dan psikis ini memiliki hubungan yang erat satu sama lain.
Tipologi
berdasarkan konstitusi fisik :
1. Tipe
Piknis
Ciri – ciri :
-
Tanda kepala agak menunduk ,bahu ,muka
agak pucat
-
Badan agak pendek
-
Dada membulat, perut besar, bahu tidak
lebar
-
Leher pendek dan kuat
-
Lengan dan kaki lemah
-
Kepala agak merosot ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian
atas dari tulang punggung kelihatan sedikit
melengkung
-
Banyak lemak, sehingga urat-urat dan
tulang-tulang tak kelihatan nyata
Tipe
ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun
Sifat-sifat khas
tipe piknis :
-
Sifat suka curiga pada orang lain ,tidak
lekas percaya pada orang lain
-
Solusi harus menimbulkan simpati dengan
pembuktian bila perlu.
2. Tipe Leptosom (Kurus)
Orang yang
bertipe leptosom ukuran-ukuran menegaknya lebih dari keadaan biasa, sehingga
orangnya kelihatan tinggi jangkung.
Ciri – ciri :
-
Tanda badan kurus tinggi, tulang tangan
dan kaki panjang dan kurus dada sempit
-
Badan langsing/kurus, jangkung
-
Perut kecil, bahu sempit
-
Lengan dan kaki lurus
-
Tengkorak agak kecil, tulang-tulang di
bagian muka kelihatan jelas
-
Muka bulat telur berat relatif kurang
Sifat-sifat khas tipe Leptosom (Kurus) :
-
Sifat suka murung dan
kurang terbuka
-
Solusi harus sabar,
pertanyaan harus lincah
3. Tipe Atletis
Pada orang yang
bertipe atletis ukuran-ukuran tubuh yang menegak dan mendatar dalam
perbandingan yang seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras tipe ini dapat dipandang
sebagai sintesis dari tipe piknis dan tipe leptoson.
Ciri – ciri :
-
Tanda dada lebar , kaki
kuat
-
Muka terbuka tulang-tulang
serta otot dan kulit kuat
-
Badan kokoh dan tegap
-
Tinggi cukupan
-
Bahu lebar dan kuat
-
Perut kuat
-
Panggul dan kaki kuat
dalam perbandingan dengan bahu dan kelihatan agak kecil
-
Tengkorak cukup besar
dan kuat, kepala dan leher tegak muka bulat telur, lebih pendek dari tipe
lepsotom
Sifat-sifat khas tipe Atletis :
-
Sifat orang nya sabar
,terbuka ,cerdik
-
Solusi harus menguasai
UU / peraturan yang berlaku karena terdapat adu argumentasi.
4. Tipe Bulat
Ciri-ciri
:
-
Tanda dada lebar
-
Kaki kuat
-
Muka terbuka
Sifat-sifat khas tipe Bulat :
-
biasanya kurang di
siplin dan kurang teratur hidupnya
-
Solusi harus siap
dengan paraphrasing agar informasi sistemis dan terara
5. Tipe Gemuk
Ciri-ciri
:
-
Tanda badan gemuk,
gerak lamban dan kurang lincah
-
Muka bulat
-
Hidung pesek besar,mulut
lebar,bibir tebal ,sehingga keseluruhannya bulat seperti bola
Sifat-sifat khas tipe Gemuk :
-
Sifat ramah ,humoris
,senang bicara dan tertawa
-
Solusi tidak kesulitan
tetapi harus terarah biasanya kalau tidak terarah habis waktu.
F.
Penggolongan Karakter Pribadi
Berdasarkan dari beberapa penggolongan manusia
diatas, saya termasuk golongan manusia Humanisme. Manusia Humanisme adalah
golongan manusia yang melakukan segala sesuatunya berdasarkan rasa kemanusiaan.
Karena saya dalam melakukan segala sesuatu itu berdasarkan rasa kemanusiaan,
tidak semaunya sendiri sebab saya sudah sedikit mengetahui tentang nilai dan
norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat tinggal saya.
Dengan bekal pengetahuan nilai dan norma yang saya
ketahui, dan belajar tentang etika saya mulai bisa beradaptasi dengan
lingkungan baru, dengan mematuhi norma dan nilai yang ada dilingkungan baru
saya. Bersikap sopan dan melakukan segala sesuatu berdasarkan rasa kemanusiaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika menurut
filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana
yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. Dan manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain. Akan tetapi sifat dan karakter
setiap manusia itu berbeda-beda, sehingga kadang menimbulkan hubungan yang
tidak harmonis antar sesama manusia. Oleh karena itu kita perlu mempelajari
etika ,seperti sifat,karakter, dan penggolongan manusia sebagai bekal hidup
bemasyarakat yang harmonis. Tabiat dan tipologi manusia berdasarkan unsur
kejiwaan diperoleh dari beberapa pendapat para ahli.
Manusia yang sempurna ialah manusia yang bisa menjadi
pondasi bagi bangsanya (masyarakat) yang beradab dan mewujudkan suatu
ketertiban dalam kehidupan bangsa. Bilamana ketertiban terwujud maka akan
timbul perdamaian dunia.
B. Saran
Dan diharapkan,
dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat
menerapkan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dan dapat memahami
karakter orang-orang yang ada disekitar kita, sehingga terjalin hubungan yang
harmonis antar sesama manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Widowati,
trisnani.2011.Etika.Semarang.
Fakhry,
Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996
Al-Jazairi,
Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Achmad, Mudlor.
Tt. Etika dalam Islam. Al-Ikhlas. Surabaya.
Masyhur, Kahar.
1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam.
Achmad, Mudlor.
Tt. Etika dalam Islam. Al-Ikhlas. Surabaya.
(dalam Hall dan Lindzey, 1978 : 125)
1975, dalam Aiken, 1993 : 86
(Aiken, 1993 : 86 – 87).
(Aiken, 1993 : 87)
(dalam Lefrancus, 1979 : 421)
(dalam Fransella, 1981 : 84)
http://thoriqs.blogspot.com/2012/09/etika-etika-khonghucu-bagian-kedua.html
0 comments:
Post a Comment