Saturday 26 May 2018

Makalah Etika Tabiat dan Tipologi Manusia


ETIKA

TABIAT DAN TIPOLOGI MANUSIA





Oleh : 

 KHASANAH EKA YANUARI

5402414006

 Pendidikan Tata Kecantikan



Dosen Pengampu

DR. TRISNANI WIDOWATI,M.Si

NIP.196202271986012001







       JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014





KATA PENGANTAR







Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Yang akan selalu berhubungan dengan orang lain, selalu hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Agar terjalinnya hubungan yang baik dengan orang lain dan perlunya memahami karakter diri sendiri maka kita perlu mengetahui dan memahami berbagai gambaran tentang manusia secara umum baik karakter dan sifat.

Secara umum kita telah mengenal norma,nilai dan etika yang diperoleh dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Kita dikenalkan nilai, norma, dan etika dalam kehidupan masyarakta agar kita dapat membedakan mana yang baik dan buruk yang terdapat dimasyarakat.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita. Oleh karena itu etika, nilai, norma perlu dikembangkan agar tiap individu (mahasiswa) selalu mewujudkan  sikap dan perbuatan yang bertanggung jawab baik pada diri sendiri maupun masyarakat.

Etika  sebagai ilmu yang membahas tentang nilai-nilai dan norma-norma sebagai bagian dari filsafat moral yang sangat diperlukan dan sangat penting maka banyak pendapat para ahli tentang etika dan penggolongan manusia berdasarkan karakter menurut para ahli.

Dalam makalah ini saya menyajikan gambaran umum tentang manusia dan etika, pendapat dan penggolongan manusia menurut para ahli. Sebagai bekal hidup bermasyarakat













                                                                                    Semarang,   September 2014



                                               



                                                                        Penulis

                                                                                    Khasanah Eka Yanuari













DAFTAR ISI



Judul...................................................................................................................... i

Kata Pengantar......................................................................................................  ii

Daftar Isi...............................................................................................................  iii

BAB I   PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang....................................................................................  1

B.     Rumusan Masalah...............................................................................  1

C.     Tujuan Penulisan.................................................................................  1

D.     Manfaat Penulisan...............................................................................  1



BAB II   ISI

A.     Pengertian Etika..................................................................................  2

B.     Penggolongan Manusia.......................................................................  2

C.     Tabiat dan Tipologi Manusia menurut Yung......................................  3-4

D.     Tabiat dan Tipologi Manusia menurut Heymans dan Otto Gross......   4-6

E.      Tabiat dan Tipologi Manusia menurut Kretschmer............................   6-8

F.      Penggolongan Karakter Pribadi..........................................................   8



            BAB III   PENUTUP

A.     Kesimpulan.........................................................................................  9

B.     Saran...................................................................................................  9



DAFTAR PUSTAKA



BAB I   PENDAHULUAN



A.   LATAR BELAKANG

Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, teman dikos atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.



B.   RUMUSAN MASALAH

Adapun rumsan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1.      Apa pengertian Etika ?

2.      Bagaimana penggolongan karakter manusia menurut para ahli ?

3.      Bagaimana mengetahui karakter pribadi ?





C.   TUJUAN PENULISAN



Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:

1.      Untuk mengetahui pengertian etika

2.      Untuk memahami tabiat dan penggolongan manusia.

3.       Untuk mengetahui penggolongan karakter pribadi.





D.  MANFAAT PENULISAN



Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu:

1.      Agar kita dapat memahami karakter orang yang ada disekitar kita.

2.      Agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang baru disekitar kita.

3.      Agar kita tahu termasuk golongan karakter manusia manakah kita.



BAB II 
ISI



A.   Pengertian Etika



Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

Pada dasarnya pengertian etika apabila diartikan intinya sama saja yaitu hal yang berkaitan dengan perilaku baik dan benar dalam kehidupan manusia. Etika merupakan dasar yang penting didalam pergaulan serta menjadi landasan penting bagi sebuah peradaban yang akan menjadi kesan mendalam dan terpatri terus di benak seseorang. Etika bukan hanya sekedar penampilan fisik, tetapi masih banyak faktor lain yang dapat mendukung seseorang untuk menampilkan sosoknya yang memiliki etika yang tinggi.



B.   Penggolongan Manusia



Menurut Spranger, Adi Negoro, dan beberapa ahli filsafat lainnya, manusia digolongkan menjadi :

1.      Manusia Teori

2.      Manusia Vitalismae

3.      Manusia Hedonisme

4.      Manusia Sosialisme

5.      Manusia Seni

6.      Manusia Utilitarisme

7.      Manusia Religiosisme

8.      Manusia Humanisme





C.   Tabiat dan Tipologi Manusia menurut Yung



Yung adalah ahli ilmu jiwa yang berasal dari Swiss. Menurut Yung manusia digolongka menjadi :



v  Introvert

Introvert adalah kepribadina yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya tertuju ke dalam. Golongan ini termasuk pada orang yang tak tertarik melihat atau memperhatikan keadaan orang lain, hanya memperhatikan diri sendiri asyik dengan pikiran dan dunianya sendiri, sehingga cenderung pendiam dan perasa.

           

-         Ciri-Ciri Kepribadian Introvert :

1.      Pendiam

2.      Pemalu

3.      Mawas Diri

4.      Gemar Membaca

5.      Suka Menyendiri

6.      Menjaga Jarak kecuali dengan teman yang sudah akrab

7.      Cenderung merencanakan lebih dahulu, melihat dahulu sebelum melangkah

8.      Curiga

9.      Tidak suka kegembiraan

10.  Menjalani kehidupan sehari-hari dengan keseriusan

11.  Menyukai gaya hidup yang teratur dengan baik

12.  Menjaga perasaannya secara tertutup

13.  Jarang berperilaku agresif

14.  Dapat dipercaya

15.  Dalam beberapa hal pesimis

16.  Mempunyai nilai standar etika yang tinggi.



-         Karakter Kepribadian Introvert:

1.      Sukar bergaul

2.      Tertutup

3.       Sukar mengadakan hubungan dengan orang lain.



v  Ekstrovert

Ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Golongan ini termasuk manusia yang jiwanya senang memperhatikan keadaan diluar dirinya, manusia yang ekstrovert memiliki sifat periang , terbuka, senang bergaul, dan lebih terbuka terhadap orang lain.



-         Ciri-Ciri Kepribadian Ekstrovert :

1.      Mudah bergaul

2.      Suka pesta

3.      Mempunyai banyak teman

4.      Membutuhkan banyak teman untuk bicara

5.      Tidak suka membaca atau belajar sendirian

6.      Sangat membutuhkan kegembiraan

7.      Mengambil tantangan

8.      Berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu

9.      Riang

10.  Selalu siap menjawab

11.  Tidak selalu dapat dipercaya

12.  Tidak banyak pertimbangan (easy going)

13.  Cenderung menjadi agresif dan cepat hilang kemarahannya

14.  Semua perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol

15.  Biasannya suka akan perubahan

16.  Suka tertawa dan gembira.



-         Karakter Kepribadian Ekstrovert :

1.       Mudah bergaul

2.       Terbuka

3.      Mudah mengadakan hubungan dengan orang lain.





D.  Tabiat dan Tipologi Manusia menurut Heymans dan Otto Gross



Heymans adalah ahli jiwa yang berasal dari Belanda dan Otto Gross adalah ahli jiwa yang berasal dari Jerman. Menurut Heymans dan Otto Gross, manusia terbagi dalam dua golongan :



v  Fungsi Primer

Fungsi Primer yaitu manusia yang cepat menerima rangsangan dari luar dan cepat melupakannya. Daya serap dan ingatan pada golongan ini tidak bertahan lama. Penyampaian perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.

Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi  menggapaiakan tangan atau memainkan jari-jemari, mengedipkan mata atau menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas). Gambar sebagai lambing yang banyak digunakan dalam komunikasi, tetapi tidak melebihi bahasa.

Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer tersebut yakni lambang-lambang. Dengan perkataan lain, pesan (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi dan lambing (simbol).

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan  dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang. Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yakni pengertian denotative dan pengertian konotatif. Sebuah perkataan dalam pengertian denotatif adalah yang mengandung arti dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Sedangkan perkataan dalam pengertian denotatif adalah yang mengandung emosional atau mengandung penilaian tertentu. Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan , kemudian menjadi giliran komunikan untuk men-decode pesan dari komunikator itu, dalam proses itu komunikator berfungsi sebagai penyandi (encoder).

Dalam proses komunikasi antar personal yang melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, komunikator menyandi suatu pesan, lalu menyampaikannya kepada komunikan , dan komunikan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi decoder. Akan tetapi karena komunkasi antar personal itu bersifat dialogis, maka ketika komunikan memberikan jawaban, ia kini menjadi encoder dan komunikator menadi decoder.

Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi, oleh karena itu umpan balik bias bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Jika ia merasakan umpan baliknya negatif, itu berarti uraiannya tidak komunikatif, pada saat itu juga ia dapat mengubah gayanya.

Seperti halnya dengan penyampaian pesan secara verbal, yakni denagn menggunakan bahasa, dan secara non-verbal, yaitu demgam menggunakan kial, isyarat, gambar, atau warna, umpan balik pun dapat disampaikan oleh komunikan secara verbal maupun non-verbal. Umpan balik secara verbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan dengan kata-kata, baik secara singkat maupun secara panjang lebar. Sedangkan umpan balik secara non-verbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata.

Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya ketika ia mengetahui bahwa umpan balikdari komunikan bersifat negatif. Situasi yang sama dengan komunikasi antar personal ialah komunikasi kelompok (group communication), baik komunikasi kelompok kecil, maupun komunikasi kelompok besar. Karena kedua jenis komunikasi itu sifatnya tatap muka, maka umpan balik berlangsung secara seketika (immediate feedback), berbeda dengan komunikasi bermedia yang umpan baliknya tertunda (delayed feedback). Dalam komunikasi kelompok kecil seperti seminar, kuliah, ceramah, brifing, lokakarya, forum, umpan balik yang diperlukan oleh komunikator ialah yang bersifat verbal, karena komunikasinya ditujukan kepada kognisi komunikan, jadi permasalahannya mengerti atau tidak, menyetujui atau tidak, dan lain-lain yang kesemuanya harus dinyatakan dengan kata-kata.

Berbeda dengan komunikasi kelompok besar, semisal rapat raksasa di sebuah lapangan yang dihadiri oleh puluhan ribu orang, komunikasi seperti itu ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada perasaannya, bukan kepada otaknya. Itulah proses komunikasi secara primer yang berlangsung secara tatap muka.



v  Fungsi Sekunder

Fungsi Sekunder yaitu lambat menerima rangsangan dan lambat pula melupakan rangsangan yang diterimanya. Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada oaring lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi. Pada akhirnya, sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated communication) mengalami kemajuan pula dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang gambar dan warna. Maka film, televise dan video pun sebagai media yang mengandung bahasa, gambar, dan warna melanda masyarakat di Negara manapun.

Pentingnya peranan media, surat kabar, radio, atau televisi, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Akan tetapi, menurut para ahli komunikasi diakui bahwa keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informative. Menurut mereka, yang efektif dan efisien dalam menyampaiakan pesan persuasive adalah komunikasi tatap muka karena kerangka acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses komunikasinya , umpan balik berlangsung secara seketika, dalam artian komunikator mengetahui tanggapan reaksi komunikan pada saat itu juga.

Proses komunikasi secara sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media non-massa (non-mass-media).

Seperti apa yang dikatakan oleh Laswell bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut:

Who Says What In Which Channel To Whom With What Effeck?

Paradigm Lass Well diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

-  Komunikator

-  Pesan

-  Media

-  Komunikan

-  Effeck

Jadi berdasarkan paradigm Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menumbulkan efek tertentu.





E.   Tabiat dan Tipologi Manusia menurut Kretschmer



Ernst Kretschmer seorang doktor jiwa berkebangsaan jerman. Menurut Kretschmer manusia memiliki dua warna :

v  Schizoid

Schizoid berarti pecah atau retak, golongan manusia ini cenderung aneh, semaunya sendiri, penyendiri, perenung, pendiam tetapi mempunyai kelebihan yaitu cerdas, jenius.



v  Cycloid

Cycloid berarti berputar, sehingga manusia yang tergolong dalam warna ini memiliki temperamen yang mudah berubah dari senang ke sedih dan lebih senang bergaul, sifatnya riang serta senang memperhatikan orang lain.

          

·     Tipologi Manusia

Tipologi yang dikemukakan Kretschmer ada dua yaitu tipologi berdasarkan konstitusi fisik ada 4 sedangkan tipologi berdasarkan konstitusi psikis ada 2. Antara tipologi fisik dan psikis ini memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

Tipologi berdasarkan konstitusi fisik :

1.      Tipe Piknis

Ciri – ciri :

-         Tanda kepala agak menunduk ,bahu ,muka agak pucat

-         Badan agak pendek

-         Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar

-         Leher pendek dan kuat

-         Lengan dan kaki lemah

-         Kepala agak merosot  ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian atas dari tulang      punggung kelihatan sedikit melengkung

-         Banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang-tulang tak kelihatan nyata

Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun

Sifat-sifat khas tipe piknis :

-         Sifat suka curiga pada orang lain ,tidak lekas percaya pada orang lain

-         Solusi harus menimbulkan simpati dengan pembuktian bila perlu.



2.      Tipe Leptosom (Kurus)

Orang yang bertipe leptosom ukuran-ukuran menegaknya lebih dari keadaan biasa, sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung.

Ciri – ciri :

-         Tanda badan kurus tinggi, tulang tangan dan kaki panjang dan kurus dada sempit

-         Badan langsing/kurus, jangkung

-         Perut kecil, bahu sempit

-         Lengan dan kaki lurus

-         Tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas

-         Muka bulat telur berat relatif kurang

Sifat-sifat khas tipe Leptosom (Kurus) :

-         Sifat suka murung dan kurang terbuka

-         Solusi harus sabar, pertanyaan harus lincah



3.      Tipe Atletis

Pada orang yang bertipe atletis ukuran-ukuran tubuh yang menegak dan mendatar dalam perbandingan yang seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras tipe ini dapat dipandang sebagai sintesis dari tipe piknis dan tipe leptoson.

Ciri – ciri :

-         Tanda dada lebar , kaki kuat

-         Muka terbuka tulang-tulang serta otot dan kulit kuat

-         Badan kokoh dan tegap

-         Tinggi cukupan

-         Bahu lebar dan kuat

-         Perut kuat

-         Panggul dan kaki kuat dalam perbandingan dengan bahu dan kelihatan agak kecil

-         Tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak muka bulat telur, lebih pendek dari tipe lepsotom



Sifat-sifat khas tipe Atletis :

-         Sifat orang nya sabar ,terbuka ,cerdik

-         Solusi harus menguasai UU / peraturan yang berlaku karena terdapat adu argumentasi.



4.      Tipe Bulat

Ciri-ciri :

-         Tanda dada lebar

-         Kaki kuat

-         Muka terbuka

Sifat-sifat khas tipe Bulat :

-         biasanya kurang di siplin dan kurang teratur hidupnya

-         Solusi harus siap dengan paraphrasing agar informasi sistemis dan terara



5.      Tipe Gemuk

Ciri-ciri :

-         Tanda badan gemuk, gerak lamban dan kurang lincah

-         Muka bulat

-         Hidung pesek besar,mulut lebar,bibir tebal ,sehingga keseluruhannya bulat seperti bola

Sifat-sifat khas tipe Gemuk :

-         Sifat ramah ,humoris ,senang bicara dan tertawa

-         Solusi tidak kesulitan tetapi harus terarah biasanya kalau tidak terarah habis waktu.





F.    Penggolongan Karakter Pribadi



Berdasarkan dari beberapa penggolongan manusia diatas, saya termasuk golongan manusia Humanisme. Manusia Humanisme adalah golongan manusia yang melakukan segala sesuatunya berdasarkan rasa kemanusiaan. Karena saya dalam melakukan segala sesuatu itu berdasarkan rasa kemanusiaan, tidak semaunya sendiri sebab saya sudah sedikit mengetahui tentang nilai dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat tinggal saya.

Dengan bekal pengetahuan nilai dan norma yang saya ketahui, dan belajar tentang etika saya mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, dengan mematuhi norma dan nilai yang ada dilingkungan baru saya. Bersikap sopan dan melakukan segala sesuatu berdasarkan rasa kemanusiaan.



BAB III  
PENUTUP



A.   Kesimpulan



Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Dan manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain. Akan tetapi sifat dan karakter setiap manusia itu berbeda-beda, sehingga kadang menimbulkan hubungan yang tidak harmonis antar sesama manusia. Oleh karena itu kita perlu mempelajari etika ,seperti sifat,karakter, dan penggolongan manusia sebagai bekal hidup bemasyarakat yang harmonis. Tabiat dan tipologi manusia berdasarkan unsur kejiwaan diperoleh dari beberapa pendapat para ahli.

Manusia yang sempurna ialah manusia yang bisa menjadi pondasi bagi bangsanya (masyarakat) yang beradab dan mewujudkan suatu ketertiban dalam kehidupan bangsa. Bilamana ketertiban terwujud maka akan timbul perdamaian dunia.





B.   Saran



Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dan dapat memahami karakter orang-orang yang ada disekitar kita, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antar sesama manusia.










DAFTAR PUSTAKA





Widowati, trisnani.2011.Etika.Semarang.


Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996

Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.

Achmad, Mudlor. Tt. Etika dalam Islam. Al-Ikhlas. Surabaya.

Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam.

Achmad, Mudlor. Tt. Etika dalam Islam. Al-Ikhlas. Surabaya.

(dalam Hall dan Lindzey, 1978 : 125)

1975, dalam Aiken, 1993 : 86

(Aiken, 1993 : 86 – 87).

(Aiken, 1993 : 87)

(dalam Lefrancus, 1979 : 421)

(dalam Fransella, 1981 : 84)

http://thoriqs.blogspot.com/2012/09/etika-etika-khonghucu-bagian-kedua.html




Share:

0 comments:

Post a Comment

Advertise