MAKALAH
JURNAL
NASIONAL KULIT DAN RAMBUT
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Anatomi dan
Fisiologi
Dosen Pengampu:
Widya Puji Astuti,
S.Pd
NIP. 198301032011012021
Oleh :
Khasanah Eka Yanuari (5402414006)
Amelia Himatul
Chasanah (5402414020)
Uswatun Chasanah (5402414021)
PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat
menyelesaiakan makalah yang berjudul ‘Jurnal Nasional Kulit dan Rambut’.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tentunya ada hal-hal yang ingin
kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu kami berharap
semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Pada bagian akhir, kami akan
mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di
bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita
bersama.
Semoga makalah yang kami buat ini
dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
b.
Rumusan
Masalah
c.
Tujuan
Penulisan
Bab II PEMBAHASAN
a.
Pengertian
jurnal
b.
Ciri-ciri
jurnal
c.
Kompunen-kompunen
yang harus ada dalam jurnal
d.
Perbedaan
jurnal dengan artikel
e.
Contoh
jurnal
1.
Jurnal
rambut
2.
Jurnal
kulit
Bab III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PEMBAHASAN
A.
Latar
Belakang
Pada era modern seperti saat ini, kesadaran wanita akan
kecantikan sangat tinggi. Seorang wanita modern hendaknya senantiasa
memperhatikan kecantikan dan kesehatan tubuhnya. Kesehatan dan kecantikan dapat
diperoleh dengan cara merawat secara baik dan benar tubuh yang kita miliki.
Karena sejatinya kecantikan seorang wanita tiak terbatas pada kecantikan kulit
saja, melainkan juga kecantikan rambut yang merupakan mahkota bagi seorang
wanita.
Perawatan tubuh bisa menggunakan bahan-bahan alami dan
minim efek samping, karena dengan menggunakan bahan alami hasil perawatan bisa
lebih tahan lama dan sehat. Untuk perawatan rambut secara alami biasanya
menggunakan bahan-bahan dari tumbuh-tumbuhan, misalnya untuk mewarnai rambut
bisa menggunakan henna dan untuk perawatan wajah misalnya untuk menghilangkan
jerawat bisa menggunakn masker dari rumput teki.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian jurnal?
2.
Apa
Ciri-ciri jurnal?
3.
Apa
saja Kompunen-kompunen yang harus ada dalam jurnal?
4.
Apa
Perbedaan jurnal dengan artikel?
5.
Bagaiman
Contoh jurnal nasional rambut dan kulit?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
Pengertian jurnal
2.
Mengetahui
Ciri-ciri jurnal
3.
Mengetahui
Kompunen-kompunen yang harus ada dalam jurnal
4.
Mengetahui
Perbedaan jurnal dengan artikel
5.
Mengetahui
Contoh jurnal
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
JURNAL
Jurnal ilmiah dapat didefinisikan, sebagai bentuk publikasi ilmiah berkala
yang memuat hasil kegiatan bidang keilmuan tertentu, baik berupa hasil
pengamatan empirik maupun kajian konseptual, yang bersifat penemuan baru,
maupun koreksi, pengembangan, dan penguatan terhadap paradigma, konsep,
prinsip, hukum, dan teori yang sudah ada. Jurnal ilmiah merupakan sarana
komunikasi antar anggota komunitas bidang keilmuan tertentu, ataupun pihak
pemerhati bidang keilmuan tersebut. Dengan sarana ini, para ilmuwan berinteraksi
satu sama lain dan saling mengisi untuk membangun suatu bidang keilmuan
tertentu. Konsewensi dari karakteristik yang mengarah pada “eklusivitas” bidang
keilmuan menyebabkan pembaca suatu jurnal ilmiah menjadi relatip terbatas.
Keterbatasan pembaca menyebabkan
sering penerbitan jurnal ilmiah tidak memiliki kelayakan fiansial. Keberadaan
jurnal ilmiah disebabkan kebutuhan nyata masyarakat ilmiah, untuk, (a)
memperoleh kritikan, saran, dan masukan lainnya bagi karyanya, (b) pengakuan
keilmuan dan promosi jabatan, (c) rujukan terbaru, (d) ide aktual untuk kajian
lanjutan, dan (e) mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
demikian, saat ini untuk kasus di Indonesia, kesinambungan jurnal ilmiah sangat
tergantung pada kuatnya komitmen organisasi profesi dan lembaga perguruan
tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lasa HS (2009) mendefinisikan jurnal atau journal
adalah catatan peristiwa dari hari kehari.Penggunaan kata jurnal untuk berbagai
bidang juga memberi arti yang bervariasi, misalnya jurnal dalam bidang ekonomi
menunjukan sistem pembukuan rangkap.Jurnal dalam bidang pelayaran diartikan
sebagai logbook berarti buku untuk mencatat semua kejadian selama pelayaran.
Jurnal sebenarnya merupakan publikasi ilmiah yang memuat informasi tentang
hasil kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi minimal harus mencakup
kumpulan atau kumulasi pengetahuan baru, pengamatan empiris dan pengembangan gagasan
atau usulan.Dengan demikian jurnal merupakan representasi dari pengetahuan baru
tentang perkembangan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan secara empriris dan
biasanya merupakan gagasan yang terbaru.
Sedangkan Reitz (2007) dalam Siswadi menggunakan
istilah jurnal elektronik (electronic journals) untuk online journal.
Mendefinisikan bahwa jurnal elektronik sebagai versi digital dari jurnal
tercetak, atau jurnal seperti dalam bentuk
publikasielektroniktanpaversitercetaknya, tersediamelalui email, web atauakses
internet.
B.
CIRI-CIRI
JURNAL
Kriteria Jurnal Ilmiah Nasional :
1. MemilikiISSN.
2. Bertujuan menampung hasil-hasil
penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu.
3. Ditujukan kepada masyarakat
ilmiah/peneliti yang memiliki disiplin keilmuan yang releban.
4. Substansi satu masalah dalam satu
bidang ilmu.
5. Memenuhi kaidah penulisan ilmiah yang
utuh ( rumusan masalah, pemecahan masalah, dukungan teori mutakhiran,
kesimpulan dan daftar isi).
6. Diterbitkan oleh Badan
Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya.
7. Memakai Bahasa Indonesia dan atau
bahasa Inggris dengan absrak dalam bahasa Indonesia.
8. Memiliki Dewan Redaksi yang terdiri dari para
ahli dama bidangnya.
9. Diedarkan secara nasional.
10. Jurnal nasional yang memenuhi kriteria a
sampai j dan terindek oleh DOAJ diberi nilai yang lebih tinggi dari jurnal
nasional yaitu maksimal 15.
Jurnal Ilmiah Nasional TERAKREDITASI harus
mengacu pada :
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2011 tentang Terbitan Berkala Ilmiah dan Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Nomor
49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala.
2. Surat Edaran Direktur Diktendik No. 1313/E5.4/LL/2011tentang Akreditasi Terbitan Berkala
Ilmiah Tahun 2011.
3. Surat Edaran Direktur Diktendik
Tanggal 10 January 2012 tentang Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Tahun 2012.
4. Surat Edaran 212/E/T/2012: Pedoman Pengelolaan Jurnal Terbitan Berkala Ilmiah Elektronik yang dapat dipergunakan sebagai
acuan dalam pengelolaan Jurnal Terbitan Berkala Ilmiah secara elektronik.
C.
KOMPONEN-KOMPONEN
JURNAL
1.
Pengajuan
ISSN
PDII-LIPI
mengeluarkan ISSN mengacu kepada Standard Nasional Indonesia (SNI) 19-1950-1990
(PDII-LIPI, T.Th) dan menerapkan standar ISO 8-1997 terhadap terbitan yang
mengajukan ISSN. Sebagai pedoman bagi pengaju, hal yang yang harus diperhatikan
adalah, sebagai berkut:
a)
Halaman kulit,
adalah halaman yang terletak paling depan dari jurnal.
Judul (nama) terbitan harus cukup ringkas dan boleh diperluas dengan
judul tambahan. Jika judul merupakan singkatan, kepanjangannya harus dijelaskan
melalui judul tambahan.
Judul dan ejaan judul harus tetap sama, baik pada halaman kulit maupun pada
halaman judul, daftar isi, dan halaman indeks (jika ada).
Nomor terbitan ditulis dengan angka Arab dan tidak dipecah menjadi
bagian yang lebih kecil. Contoh: 1,2,3 bukan 1, 2a,2b. Penempatan boleh
dimana. Nomor terbitan diurut untuk satu tahun penerbitan, bila jurnal tersebut
terbit satu tahun dua kali, maka nomor terbitan adalah 1 dan 2.
Volume boleh ditulis dengan angka Arab bukan angka romawi. Contoh: Vol.15, No.6 . Penempatan
boleh dimana saja asal tetap.
Waktu terbit harus ditulis bulan dan tahunnya; tahun ditulis dengan angka
Arab. Tidak boleh disingkat, contoh: Desember 1999
bukan Des. 1999. Tidak ada ketentuan tentang penempatan waktu terbit,
asalkan tetap.
ISSN dicetak di pojok kanan atas. Empat digit pertama dan empat
digit kedua dipisahkan oleh tanda “-”, contoh: ISSN 0852-8396.
Halaman kulit tidak diberi nomor halaman dan tidak dipergunakan
dalam penomoran halaman.
b)
Halaman
judul,adalah halaman yang terletak setelah halaman kulit.
Ketentuan penulisan judul, nomor terbitan, volume/jilid/tahun, waktu
terbit, dan ISSN sama dengan ketentuan pada halaman kulit.
Susunan redaksi /penyunting, nama dan alamat penerbit, serta tahun pertama
terbit dapat ditempatkan dihalaman judul atau dibalik halaman kulit
asalkan ajeg. Halaman judul tidak diberi nomor halaman dan tidak diperhitungkan
dalam penomoran halaman.
c)
Daftar isi
ditulis dengan ketentuan sebagai berikut.
Penulisan judul terbitan, nomor terbitan, volume/jilid/tahun terbitan,
waktu terbitan, dan ISSN sama dengan ketentuan yang berlaku pada halaman kulit.
Daftar isi ditempatkan pada halaman pertama setelah halaman kulit atau setelah
halaman judul jika ada halaman judul. Judul artikel dan nama penulis artikel
harus muncul pada daftar isi. Sebaiknya ada terjemahan judul artikel dalam
bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Nomor halaman awal artikel dan akhir
artikel harus muncul pada daftar isi. Contoh:
146-152.
Halaman yang memuat daftar isi tidak diberi nomor halaman dan tidak
diperhitungkan dalam penomoran halaman.
d)
Halaman Teks,adalah halaman yang memuat artikel, ketentuannya sbb:
Penulisan judul header pada halaman genap dianggap sesuai jika
mencantumkan: judul terbitan berkala atau singkatannya, waktu terbit, volume,
nomor dan nomor halaman yang dicakup artikel tersebut. Contoh: Medical Instrumentation, Vol 20, No.1, 1994:21-25.
Penulisan judul header pada halaman ganjil dianggap sesuai jika
mencantumkan: Judul artikel atau singkatannya, pengarang atau pengarang
utama dalam karya bersama. Contoh: Blood
Pressure Measurement (Loubeer).Penomoran
halaman teks dianggap sesuai jika berkelanjutan pada satu volume, bukan dimulai
dengan nomor baru pada setiap nomor. Awal penomoran pada suatu terbitan dimulai
dari halaman pertama artikel.
Penempatan gambar dan tabel dianggap sesuai jika ditempatkan berdekatan
dengan teks yang mengacunya. Penempatan
sebagai lampiran sejauh mungkin dihindari.
e)
Ketentuan
lain-lain yang sebaiknya ada pada terbitan berkala adalah sbb.:
Penempatan frekuensi penerbitan tidak ada ketentuan, asal ajeg pada tempat
yang sama pada setiap nomor terbitan.
Penempatan harga langganan atau harga satuan terbitan tidak ada ketentuan,
asal konsisten pada tempat yang sama pada setiap nomor terbitan.
Penempatan alamat redaksi terbitan berkala tidak ada ketentuan, asal ajeg
pada tempat yang sama pada setiap nomor terbitan.
Halaman yang memuat indeks hendaknya ada pada setiap akhir volume.
Penomoran halaman indeks dibedakan dengan nomor urut halaman teks, misalnya
dengan angka romawi.
Lembar abstrak/sari hendaknya diletakkaan pada permulaan setiap nomor. Untuk terbitan berbahasa Indonesia dan Inggris.
Lajur bibliografi tercantum pada bagian bawah halaman kulit suatu terbitan
berkala, memuat: singkatan judul, volume, halaman, tempat terbit, tanggal
terbit, dan ISSN Contoh:
Metalogika
|
Vol.2
|
No. 2
|
Hal. 1-55
|
Bandung
Januari 1999
|
ISSN
1410-6698
|
Jika judul terbitan berkala dicetak pada punggung terbitan, ia harus di cetak sedemikian rupa sehingga judul dapat dibaca,
jika terbitan terletak dengan sampul depan menghadap ke atas. Selain judul, juga dicantumkan volume, nomor, waktu terbit dan nomor halaman
yang dicakup. Contoh: Medical Instrumention, Vol.20, No.2, April 1994:
61-125.
Permohonan ISSN
ke PDII-LIPI dikirimkan ke alamat: Pusat Dekumentasi dan Informasi
ilmiah-LIPI, Jalan Jenderal Gatot Subroto No.10 Jakarta Selatan 12190. Persyaratan yang harus dilampirkan adalah:
Empat (4) lembar poto kopi halaman kulit;
Dua (2) lembar
poto kopi halaman judul, terutama susunan redaksi;
Dua (2) lembar
poto kopi daftar isi terbitan perdana;
Mengisi data
bibliografi lengkap (lihat lampiran);
Mengisi
formulir evaluasi (lihat lampiran);
Biaya
administrasi sebesar Rp75.000,00
2. Akreditasi DP3M Dirjen Dikti
Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (DP3M),
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi setiap tahun menyelanggarakan akreditasi
bagi jurnal yang belum memperoleh akreditasi. Selain itu jurnal-jurnal yang
terakreditasi pun, tiga tahun sekali harus mengusulkan kembali untuk
mendapatkan akreditasi yang baru.
Prosedur pengajuan usulan akreditasi
Pengajuan usul disampaikan oleh Ketua dewan redaksi majalah/jurnal kepada
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi u.p. Direktur Pembinaan Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat.
Mengisi format Usulan Akreditasi Jurnal Ilmiah (rangkap 3).
Mengisi formulir Isian Penilaian Akreditasi Berkala berdasarkan Instrumen
Evaluasi untuk Akreditasi Berkala Ilmiah yang merupakan evaluasi diri terhadap
kualitas jurnal (rangkap 3).
Melampirkan jurnal ilmiah yang sudah terbit selama 2 tahun terakhir,
masing-masing penerbitan 3 eksemplar (merupakan persyaratan utama untuk bisa
dievaluasi).
D.
PERBEDAAN
JURNAL DENGAN ARTIKEL
Ø
Jurnal
(ilmiah) biasnya di muat dalam buku yang di publikasi,isinya terdiri dari
banyak artikel (minimal 8 artikel) sesuai ketentuan yang berlaku.
Ø
Artikel
(ilmiah) merupakan tulisan ilmiah yang dimuat di jurnal ilmiah ,atau majalah
popular,atau media lainnya
E.
CONTOH
JURNAL
Review jurnal 1
Jurnal
Nasional tentang Rambut
Pewarna rambut
adalah salah satu kosmetik yang paling digemari. Banyak pewarna rambut yang
berasal kimiawi yang tentunya sudah ditentukan jenis dan kadarnya dalam
pemakaian tapi masih banyak pelanggaran-pelanggaran. Pemakaian zat warna alami
dalam sediaan kosmetika sebagai suatu solusi sangat dibutuhkan karena efek
sampingnya yang relatif kecil juga untuk lebih memanfaatkan potensi alam
Indonesia yang kaya akan tanaman yang mengandung zat warna alami.
Telah dilakukan
penelitian mengenai formulasi sediaan jel pewarna rambut yang mengandung
berbagai konsentrasi infus serbuk tanaman pacar kuku (LawsoniainermisL).
Infus yang digunakan berupa infus serbuk tanaman pacar kuku dan infus henna
kemasan dengan konsetrasi 10%,15%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sediaan jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku maupun infus
serbuk henna kemasan mengalami perubahan bentuk, warna, bau, dan penurunan pH,
serta viskositas selama penyimpanan. Jel pewarna rambut dengan infus serbuk
tanaman pacar kuku 10% dan 20% memberikan warna jingga coklat, sedangkan
sediaan dengan infus serbuk henna kemasan 10% dan 20% memberikan warna coklat.
Kedua jenis sediaan jel pewarna rambut yang telah disimpan selama satu bulan
tetap memberikan warna jingga coklat dan coklat tetapi melemah/memudar. Pada
pewarnaan berulang, sediaan pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar
kuku maupun infus serbuk henna kemasan menghasilkan warna yang sama tetapi
lebih kuat, sedangkan warna akhirnya sama yaitu warna coklat. Kedua sediaan jel
pewarna rambut yang dibuat tidak menghasilkan iritasi pada kulit.
Pengujian iritasi
pewarna rambut dilakukan terhadap sediaan jel pewarna rambut dengan konsentrasi
zar warna terbesar, menggunakan teknik uji tempel terbuka, sebagai berikut:
Sejumlah kecil sediaan uji dioleskan pada punggung tangan kanan sukarelawan dan
sediaan blanko sejumlah sama dioleskan pada punggungtangan kiri. Olesan
dibiarkan terbuka selama 1 jam, reaksi yang terjadi diamati.Pengujian dilakukan
sebanyak tiga kali sehari selama tiga hari berturut-turut terhadap20 orang
sukarelawan. Reaksi yang diamati adalah rasa gatal dan timbulnya warnamerah
karena terjadi iritasi pada kulit.
Dari penelitian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1)
Zat
warna hasil infundasi serbuk tanaman pacar kuku berwarna jingga kecoklatan dan
serbuk henna kemasan berwarna coklat. Keduanya mengalami perubahan bentuk,
warna, dan bau selama dua bulan penyimpanan.
2)
Sediaan
jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku atau dengan infus
serbuk henna kemasan mengalami perubahan bentuk, warna, bau, dan penurunan
nilai pH serta viskositas selama dua bulan penyimpanan. Penurunan viskositas
dan pH sediaan jel pewarna rambut semakin menurun seiring dengan semakin
besarnya konsentrasi infus zat pewarna yang digunakan.
3)
Sediaan
jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 10% dan 20%
memberikan warna jingga coklat, sedangkan sediaan dengan infus serbuk henna
kemasan 10% dan 20% memberikan warna coklat. Kedua jenis sediaan jel pewarna
rambut yang telah disimpan selama satu bulan tetap memberikan warna jingga
coklat dan coklat tetapi melemah/memudar. Pada pewarnaan berulang, sediaan
pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku maupub infus serbuk henna
kemasan menghasilkan warna yang sama tetapi lebih kuat, sedangkan warna
akhirnya sama yaitu warna coklat.
4)
Sediaan
pewarna rambut dengan serbuk tanaman pacar kuku maupun dengan infus serbuk
henna kemasan ternyata tidak mengiritasi kulit sukarekawan.
5)
Sediaan
jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku lebih baik dari
sediaan jel dengan infus serbuk henna kemasan apabila ditinjau dari segi
viskositas, pH, serta nilai ekonomisnya.
Review jurnal 2
FORMULASI MASKER PEEL OFF EKSTRAK RIMPANG RUMPUT
TEKI (Cyperus rotundus L.) SEBAGAI ANTI JERAWAT
Rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.)
merupakan tanaman liar yang banyak digunakan
untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh aktivitas bakteri seperti gatal-gatal di kulit,
bisul dan keputihan.
Beberapa penelitian yang telah dilaporkan menyebutkan rimpang rumput
teki mempunyai aktivitas
sebagai antibakteri salah satunya terhadap bakteri staphylococcus
epidermidis.
Rumput teki (Cyperus
rotundus L.) merupakan tumbuhan obat yang termasuk dalam family Cyperaceae.
Tepung rimpang teki sering digunakan sebagai bedak dingin dengan aroma yang
khas menyegarkan, sedikit berbau mentol, dan karena baunya yang khas, juga
sering digunakan sebagai pencuci mulut, Air rebusan rimpang rumput teki
biasanya juga digunakan sebagai obat kumur, sakit gigi.
Umbi teki ini mengandung
komponen-komponen kimia antara lain minyak atsiri, alkaloid, flavonoid,
polifenol, resin, amilum, tanin, triterpen, d-glukosa, dfruktosa dan gula tak
mereduksi (Murnah, 1995). Rimpang teki (Cyperus rotundus L.) Hasil
penelitian yang juga telah dilaporkan adalah ekstrak etanol rimpang teki
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcusepidermidis
Kulit merupakan organ
yang pertama terkena dampak buruk polusi, paparan sinar ultraviolet yang dapat
merusak kulit. Selain itu, aktifitas sehari-hari juga dapat menimbulkan masalah
pada kulit terutama kulit wajah. Apabila kulit wajah tidak dibersihkan dan
dirawat dengan teratur akan mengakibatkan sel kulit mati, menumpuk dan
menghambat produksi kolagen, sehingga memicu terbentuknya garis-garis halus dan
kerutan pada kulit. Selain itu juga dapatmenimbulkan kulit kusam, kering, dan
flek pada wajah serta memudahkan tumbuhnya bakteri yang dapat memicu terjadinya
jerawat. Oleh karena itu, perawatan kulit sangat diperlukan untuk memelihara
agar kulit tetap sehat, indah dan terlihat bersih. Salah satu caranya adalah
dengan menggunakan masker wajah.
Masker peel off merupakan
sediaan kosmetik perawatan kulityang berbentuk gel dan setelah diaplikasikanke
kulit dalam waktu tertentu hinggamengering, sediaan ini akan membentuklapisan
film transparan yang elastis, sehinggadapat dikelupaskan. Masker peel off memiliki
banyak keunggulan dibandingkan masker jenis lain yaitu sediaannya berbentuk gel yang sejuk mampu
merelaksasikan dan membersihkan wajah secara maksimal dengan mudah (Morris,
1993).Berdasarkan uraian di atas maka dicoba memformulasi ekstrak dan fraksi
rimpang rumput teki
menjadi sediaan masker peel off dengan konsentrasi 5 % dan menguji aktivitas anti bakterinya menggunakan
bakteri Staphylococcus epidermidis yang merupakan salah satu bakteri
pemicu terjadinya jerawat.masker peel off dengan konsentrasi 5%, dimana
selama ini rumput teki dikenal hanya sebagai tanaman gulma yang kurang
diperhatikan oleh masyarakat. Sebelumnya telah ada penggunaan rimpang rumput
teki ini dalam bentuk bedak dingin dengan aromanya yang menyegarkan dan
digunakan juga dalam obat kumur.. Minyak atsiri yang terkandung di dalam
rimpang rumput teki telah diketahui punya khasiat sebagai anti bakteri sehingga dapat
juga berkhasiat sebagai obat anti jerawat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Kosmetik
berbahan alami lebih aman dari pada kosmetik yang berbahan kimia apabila ditinjau dari segi viskositas, pH, serta nilai
ekonomisnya.
2.
Pewarnaan
berbahan kimia menghasilkan hasil yang maksimal tetapi mempunyai efek samping
berbahaya
3.
Sediaan
pewarna rambut dengan serbuk tanaman pacar kuku maupun dengan infus serbuk
henna kemasan ternyata tidak mengiritasi kulit sukarekawan.
4.
Masker peel off
ekstrak dan fraksi rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) memberikan
hasil yang baik dan memenuhi syarat sebagai sediaan masker wajah.
5.
F3
dengan fraksi
etil asetat 5% memberikan aktifitas anti bakteri yang paling
baik dibandingkan F1 dan F2 yaitu terhadap bakteri staphylococcus epidermidi
SARAN
Gunakan
kosmetik berbahan alami karena lebih aman walaupun kosmetik alami perlu waktu
yang lama untuk menghasilkan hasil yang maksimal.Jika menggunakan kosmetik
berbahan kimia harus sesuai petunjuk dan kosmetik tersebut sudah terdaftar pada
BPOM.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:
Pedomanoperasionalpenilaian AK Dosen
0 comments:
Post a Comment