Saturday 26 May 2018

Makalah Ilmu Kesejahteraan Keluarga "MANAJEMEN KELUARGA"





ILMU KESEJAHTERAAAN KELUARGA

MANAJEMEN KELUARGA



Dosen Pengampu :

Dra.Rosidah, M.Si





Oleh :



1.    Khasanah Eka Yanuari (5402414006)

2.    Imas Stasia Putri (5402414007)

3.    Laelia Nurhidayana (5402414013)





JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG





BAB 1

PENDAHULUAN



A.   LATAR  BELAKANG

B.   RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian dan tujuan manajemen keluarga ?

2.      Bagaimana manajemen ekonomi keluarga ?

3.      Bagaiman tujuan, sikap dasar, dan cara menyusun anggaran belanja keluarga ?

4.      Bagaimana manajemen rumah tangga ?



C.   TUJUAN

1.      Mengetahui pengertian dan tujuan manajemen keluarga

2.      Mengetahui manajemen ekonomi keluarga

3.      Mengetahui tujuan, sikap dasar, dan cara menyusun anggaran belanja keluarga

4.      Mengetahui manajemen rumah tangga



































BAB II

PEMBAHASAN



A.     Pengertian dan Tujuan Manjemen Keluarga

Pengertian manajemen, menurut system informasi manajemen nasional (SIMNAS) Lemhanas adalah Usaha pendinamisasian, pengarahan, pengkoordinasian, proses pengambilan keputusan, penata laksana pengendalian,pemeliharan dan pengembangan suatu organisasi dengan cara yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mewujudkan organisasi. Pendapat lain menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana mangatur dan memimpin serta menggerakkan oarang yang mencapai suatu tujuan tertentu.

Manajemen mengandung aneka macam kegiatan antara lain:

1.      Perencanaan (planning) artinya: membuet rencana kerja, jalan atau usaha-usaha yang akan ditempuhserta menetepkan tujuan yang akan dicapai.

2.      Pengorganisasian (organizing) yaitu:pengaturan dan tata kerjadalammelaksanakan rencana pekerjaan termasuk meresapi adanya adanya tujuan bersama, adanya pola yang menetapkan pembagian tugas wewenag serta hubungn antara kerja dengan petugas, menaati peraturan, disiplin dan herarchidalam pekerjan dan sebangainya.

3.      Pengarahan (Directing / Leading) artinya:pemimpin dan kepemimpinan yang akan memimpin dan mengatur jalannya semua rencana.

4.      Pengawasan (Controlling) yaitu: mengontrol dan mengendalikan apakah semua rencana berjalan lancar atau apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang diinginkan ataukah ada halangan dan rintangan atau terdapat kelainan-kelainanyang harus diperbaiki. Dalam hal ini harus ada kemampuan untuk mengetahui letak kesalahan sehingga tindakan koreksi dapat dilakukan sedini mungkin.

5.      Koordinasi (Coordinating) yaitu kerjasama dengan pembagian tugas dan wewenang yang rapi harus terjalin dengan baik, tanpa koordinasi antara unsur-unsur yang berkepentingan semua rencana tak mungkin berjalan lancar dan tujuan yang menjadi sasaran tak mungkin tercapai dengan berhasil.



Manajemen keluarga meliputi :



1.      Manajemen ekonomi keluarga

2.      Tujuan, sikap dasar, cara menyusun anggaran belanja keluarga

3.      Manajemen rumah tangga









1.       Manajemen Ekonomi Keluarga


      Manajemen Ekonomi Keluarga merupakan tindakan merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan pendapatan yang diperoleh keluarga serta penggunaan sumber keuangan. Tindakan tersebut untuk mencapai pemenuhan kebutuhan keluarga secara optimum, mengkondisikan keuangan keluarga agar tetap stabil, serta berusaha terus dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam keluarga.

Manfaat pengelolaan ekonomi keluarga, untuk mendayagunakan kesadaran, sikap, perilaku, dan kemampuan anggota keluarga serta memotifasi potensi yang ada dalam keluarga yang bertujuan untuk :

- Pemenuh kebutuhan ekonimi keluarga secara optimum

- Stabilitas ekonomi dalam keluarga

- Peningkatan ekonomi keluarga

Prinsip manajemen ekonomi keluarga adalah adanya upaya pengendalian tingkat pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan keluarga agar terdapat surplus secara tetap.

Unsur penting yang perlu diperhatikan dengan pengelolaan keuangan keluarga antara lain:

1.      Pendapatan keluarga

2.      Rencana pengeluaran

3.      Catatan realisasi pendapatan dan pengeluaran

4.      Persepsi dan sikap yang tepat tentang tabungan keluarga

5.      Musyawarah keluarga tentang penerimaan dan prioritas pengeluaran keuangan dalam keluarga

Unsur yang berkaitan dengan manajemen ekonomi keluarga :

1.      Pendapatan keluarga adalah jumlah keseluruhan penghasilan yang diterima oleh semua anggota keluarga dari berbagai sumber.

2.      Rencana Pengeluaran adalah penyusun berbagai jenis kebutuhan keluarga dalam urutan prioritas keluarga yang diharapkan dapat menjadi pengendali pengeluaran keluarga dalam upaya penataan ekonomi keluarga.

Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan rencana pengeluaran keluarga :

·        Kebutuhan Primer (kebutuhan pokok) Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang haus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusai, seperti : dapat hidup sehat, berpakaian, dan berteduh serta memperoleh pendidikan. Kebutuhan primer ini apabila tidak dipenuhi dapat menimbulkandampak yang negatif.

·        Kebutuhan Sekunder (Pelengkap) Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannyasetelah kebutuhan primer terpenuhi. Contoh kebutuhan skunder adalahkebutuhan akan radio, TV, atau sepeda motor bagi masyarakat yangpendapatannya masih tergolong rendah.

·        Kebutuhan Tersier / Mewah / LuxKebutuhan tersier atau kebutuhan mewah adalah kebutuhan yang biasanya dipenuhi setelah kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder dipenuhi. Contoh kebutuhan tersier adalah kebutuhan akanmobil, alat rumah tangga mewah, dan perhiasan mahal.



3.      Pencatatan dan Monitoring

Pencatatan belanja keluarga yang telah disusun dan disepakati menjadi tidak berguna jika tidak dilaksanakan secara disiplin. Disiplin dalam melaksanakan rencana dan mencatat monitoring dalam upaya mencapai tujuan. Dalam keluarga sering terjadi penyimpangan tentang perubahan terhadap apa yang telah direncanakan.pencatatan dan monitoring ekonomi keluarga dimaksudkan untuk mengevaluasi :

-         Apakah rencana yang telah disepakati telah dilaksanakan

-         Apakah ada penyimpangan

-         Seberapa jauh penyimpangannya

-         Mengapa demikian

-         Bagaimana cara memperbaiki dan mengatasinya



4.      Menabung

Menabung merupakan sebuah sikap dan tindakan untuk menyisihkan secara sadar dan terus menerus bagian dari setiap penerimaan pendapatan.Kegiatan menabung memang sering dirasakan sulit untuk dilakukan oleh sebagian orang, padahal jika kita mengetahui manfaat menabung ini, tidak ada alasan untuk tidak melakukannya, seperti berikut ini :

  • Belajar hidup hemat – Kegiatan menabung yang dilakukan secara rutin setelah gajian misalnya, akan membuat seseorang menyisakan pendapatannya sehingga menghindari jajan-jajan yang kurang berguna. Uang tersebut sudah dialokasikan untuk menabung.
  • Ketersediaan uang disaat mendesak – Kita tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, salah satunya ketika jatuh sakit. Saat sakit tentu saja kita membutuhkan pengobatan, uang tabungan ini bisa dipergunakan untuk mengantisipasi keadaan mendadak yang bisa saja datang tiba-tiba.
  • Mencegah berhutang – Keadaan yang mendesak seperti sakit yang membutuhkan perawatan namun, tidak memiliki ketersediaan dana mau tidak mau jalan berhutanglah yang ditempuh. Berhutang kepada bank contohnya, akan berbunga dan malah akan memperberat saat pembayaran. Dengan menabung kita tidak perlu mengalami hal tersebut.
  • Investasi. Salah satu syarat dalam melakukan investasi adalah dengan menabung, tidak mungkin anda dapat memikirkan investasi tanpa menabung dari awal.

5.      Musyawarah Keluarga

Musyawarah keluarga dilakukan oleh suami, istri, dan anak-anak yang menjelang dewasa dengan tujuan :

a.       Untuk menyusun rencana keuangan keluarga mendatang

b.      Mengevaluasi pelaksanaan dari perencanaan yang berlalu

c.       Memperbaiki kesalahan

d.      Memecahkan jika ada masalah yang terjadi.



2.       Tujuan, Sikap Dasar, dan Cara Menyusun Anggaran Belanja Keluarga



A.     TUJUAN



·        Membebaskan keluarga dari pola hidup gali lubang tutup lubang.Kondisi demikian masih banyak menimpa keluarga,terutama yang berpenghasilan rendah atau keluarga cukup namun tidak mempunyai perencanaan dalam kehidupannya.

·        Merencanakan hidup lebih baik.Sesungguhnya setiap keluarga akan mampu hidup lebih baik,jika mereka dapat mengatur antara pendapatan dan prioritas pengeluaran secara konsisten.

·        Mendorong upaya menambah penghasilan.Hampir seluruh keluarga  menginginkan hidup serba kecukupan,peningkatan kehidupan mendatang dari kondisi kehidupan saat ini merupakan sebuah kondisi yang banyak di idam – idamkan keluarga.Namun perlu diketahui bahwa peningkatan taraf hidup tidakcukup dicapai dengan berkhayal saja melainkan harus ada tindakan nyata.Melalui pengaturan anggaran belanja,diharapkan keluarga akan dapat merencanakan berbagai upaya sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

·        Menciptakan tabungan sebagai cadangan hidup keluarga.Komitmen yang disepakati seluruh anggota keluarga tentang segala hal yang berkaitan dengan menejemen keuangan yang baik,maka keluarga tersebut akan mampu menabung untuk membentuk cadangan masa mendatang.





B.   SIKAP DASAR DALAM MENYUSUN ANGGARAN BELANJA KELUARGA



Ø  Kepercayaan dan kesetiaan.Saling percaya antara suami istri serta saling mengetahui posisi ekonomi dalam keluarga mulai dari sumber penghasilan total sampai pada anggaran yang harus dikeluarkan dalam kehidupan sehari- hari.Tidak jujur jika istri tidak mengetahui sumber dan besar penghasilan suami atau sebaliknya.Suami Istri harus terbuka satu sama lain.

Ø  Tanggung jawab kepala keluarga terhadap anggota keluarga.Suami sebagai kepala keluarga harus bertanggung jawab penuh terhadap kehidupan ekonomi keluarga.Namun tidak berarti seorang suami tidak melibatkan istri dalam urusan rumah tangganya.Pada kenyataannya seorang istri harus diberi kepercayaan untuk menjalankan fungsinya sebagai manajemen keluarga,ini merupakan sebuah pelayanan yang bersifat ekonomis.

Ø  Anggaran bersifat elastis dan terbuka.Terjadinya kenaikan harga akan berdampak pada kenaikan besar anggaran yang telah ditetapkan.Jika anggaran terlalu kaku dan tidak terbuka sering terjadi,apa yang telah direncanakan tidak dapat dilakukan sesuai rencana.Dalam kondisi tertentu anggaran yang telah ditetapkan dapat berubah.

Ø  Memiliki catatan keluar masuk anggaran.Sebagai kontrol,diperlukan pencatatan anggaran masuk dan keluar,sehingga pada akhir anggaran dapat mengevaluasi dan jika ada masalah yang berhubungan dengan keluar masuk anggaran keluarga akan lebih mudah mencari jalan keluarnya.



C.     CARA MENYUSUN ANGGARAN BELANJA



Cara menyusun anggaran belanja ada dua kelompok penghasilan keluarga dalam keluarga :

Pertama,keluarga dengan penghasilan teratur umumnya secara bulanan.kelompok ini akan mudah diatur dalam bentuk anggaran belanja yaitu dengan cara membagi 30 atau 31 hari.

Kedua,keluarga dengan penghasilan tidak teratur.Kelompok ini sebaiknya membuat anggaran khusus,jika sulit buatlah dalam jangka waktu yang lebih pendek,misal tiga bulanan atau bahkan bulanan bagi petani dapat dibuat berdasarkan waktu panenan.



Langkah-langkah praktis tersebut adalah:



1. Mencatat pendapatan Keluarga

            Berapa pendapatan sesungguhnya dari keluarga kita?

-         Suami

a.       Penghasilan kotor sebulan

b.      Dikurangi pajak penghasilan sebulan

c.       Penghasilan bersih sebulan

d.      Pengurangan lain dalam sebulan

e.       Sisa pendapatan setelah pengurangan

-         Istri

a.       Pendapatanbersih yang dibawapulang

b.      Pendapatan lain

c.       Jumlah bersih seluruh pendapatan



2.  Membuat daftar pengeluaran setiap bulan

     DaftarPengeluaranSetiapBulan



Simpanan

a.  Cadangan

b.  Sasaran Jangka pendek dan panjang



Perumahan

a. sewa rumah/anggaran pembelian rumah

b. pajak rumah

c. asuransi rumah

d. perbaikan rumah

e. perlengkapan rumah tangga (air listrik, gas, dll)



Makanan

a. Beras

b. Keperluan dapur

c. Bahan makanan lain

d. Makan di luar rumah



Transport

a. Bensin

b. Parkir

c. Perbaikan kendaraan

d. Asuransi Kendaraan

e. Pajak Kendaraan

f. Kendaraan Umum



Macam-macam

a. Pengobatan

b. Pendidikan

c. Pakaian

d. Perawatan

Keterangan: Jumlah pendapatan dan pengeluaran harus sama.



3. Membuat kartu-kartu Pos Pengeluaran

Contoh Kartu Pos Pengeluaran

Sewa rumah/angsuran pembelian rumah yang harusdilunasi sebesarRp. …………..

Harus Lunas pada tanggal : …………………….

Disisihkan setiap bulan sebesar ………………………………………Rp. …………..

Nomor
Tanggal
Disisihkan
Dikeluarkan
Sisa



4.   Mengisi amplop-amplop pengeluaran.

          Kita harus membuat amplop-amplop sesuai dengan pengeluaran pada anggaran    belanja di atas.



Contoh Anggaran Keluarga

 

 

Setiap bulan

PEMASUKAN
 
 
Penghasilan Anda
Rp.         8.650.000,-
 
Penghasilan Pasangan
Rp.         4.632.000,-
 
Total Penghasilan
 
Rp.        13.282.000,-
 
 
 
 
 
 
PENGELUARAN
 
 
I.    Pembayaran utang
 
 
     Cicilan kartu kredit
Rp.            300.000,-
 
     Cicilan mobil
Rp.         2.350.000,-
 
     Total utang
 
Rp.          2.650.000,-
 
 
 
 
 
 
II.   Tabungan & Investasi
 
 

     Untuk anak

Rp.            700.000,-
 
     Untuk pensiun
Rp.            400.000,-
 
     Untuk DP rumah
Rp.         1.500.000,-
 
     Total tabungan dan investasi
 
Rp.          2.600.000,-
 
 
 
 
 
 
III. Premi Asuransi
 
 
     Asuransi Jiwa
Rp.              50.000,-
 
     Asuransi Kecelakaan
Rp.              25.000,-
 
     Asuransi Penyakit kritis
Rp.              36.000,-
 
     Asuransi Kendaraan
Rp.            300.000,-
 
     Asuransi Rumah
Rp.            200.000,-
 
     Total Premi Asuransi
 
Rp.             611.000,-
 
 
 
 
 
 
IV.   Biaya Hidup
 
 
      Belanja rumah tangga
Rp.         2.300.000,-
 
      Transportasi (suami, istri, anak)
Rp.            750.000,-
 
      Telepon, listrik dan air
Rp.             800.000,-
 
      Sekolah anak
Rp.         1.000.000,-
 
      Rekreasi keluarga
Rp.            500.000,-
 
      Mainan & hiburan anak
Rp.            300.000,-
 
      Gaji 2 pembantu
Rp.            600.000,-
 
      Lain-lain
Rp.            500.000,-
 
     Total biaya hidup
 
Rp.          6.750.000,-
 
 
 

Total Pengeluaran

 

Rp.        12.611.000,-

 
 
 

SISA

 

Rp.             671.000,-

 
 
 

 

Untuk membuat suatu perencanaan keuangan yang baik perlu tahu neraca keuangan. Neraca adalah selisih harta dan jumlah utang keluarga (harta bersih). Mengetahui neraca keuangan keluarga membantu Anda menetapkan tujuan keuangan. Berikut ini contoh neraca keuangan:



Book 2

 

A. HARTA

 
Uang tunai di tangan
Rp.       10.000.000,-
Tabungan
Rp.       30.000.000,-
Deposito
Rp.       80.000.000,-
Nilai tunai asuransi jiwa
Rp.         5.000.000,-
Kendaraan
Rp.       70.000.000,-
Rumah
Rp.     300.000.000,-
                             Jumlah harta
Rp.     495.000.000,-
 
 
B. UTANG
 
Saldo Utang Kartu Kredit
RP.      12.000.000,-
Saldo Utang KPR
Rp.       80.000.000,-
Jumlah utang
Rp.       92.000.000,-
 
 

KEKAYAAN BERSIH

 
(Harta dikurangi utang)
 
Jumlah kekayaan Bersih
Rp.     403.000.000,-













3.       Manajemen Rumah Tangga

Besarnya penghasilan keluarga akan mempengaruhi kesejahteraan  keluarga. Namun tidak berarti semakin besar penghasilan keluarga semakin sejahtera keluarga tersebut. Cukup tidaknya penghasilan keluarga bergantung pada cara pemakaian dan pembagian keuangan sesuai dengan kebutuhan keluarga.

·        Berikut ini ada tiga tipe pengelolaan penghasilan keluarga yang bisa dipilih sesuai

dengan kemampuan keluarga. Tentunya masih banyak lagi pola pengelolaan yang ada. Hal terpenting adalah saling keterbukaan dalam menjalani kehidupan keluarga dengan tanggung jawab bersama.

1.   Uang Dikelola Bersama

Penghasilan suami istri langsung digabung bersama. Setelah itu, gabungan kedua pendapatan langsung dialokasikan ke pos-pos pengeluaran rutin yang telah dihitung lebih dulu. Lazimnya, setiap pos diwakili oleh satu amplop. Pos-pos pengeluaran itu, pada beberapa keluarga, bukan saja kebutuhan makan, minum, dan listrik saja, tapi juga termasuk membayar kredit rumah, cicilan mobil, listrik, telepon, uang sekolah anak, asuransi dan kebutuhan mobil (bensin, servis berkala, kerusakan, dan lain-lain). Bahkan tabungan, pengeluaran pribadi ayah-ibu dan liburan pun jadi amplop tersendiri. Bila ada sisa, dimasukkan ke dalam tabungan suami atau istri, atau khusus membuka lagi account bersama di bank untuk ”menampung” sisa amplop setiap bulannya.

2.   Membagi Berdasar Persentase

Bentuk manajemen ini adalah membagi tanggung jawab dalam bentuk jumlah atau persentase seluruh kebutuhan keluarga setiap bulan dihitung termasuk pos darurat dan pos tabungan. Masing-masing sepakat menyumbang sebesar jumlah tertentu untuk menutupi kebutuhan tersebut. Sisanya digunakan sebagai tabungan pribadi untuk kebutuhan pribadi. Misalnya, istri membeli parfum, lipstik, atau baju. Bisa juga tanpa menghitung kebutuhan keluarga terlebih dahulu, suami-istri memberi kontribusi yang sama berdasarkan prosentase. Misalnya 80:20. Artinya, masing-masing menyetor 80 persen dari gajinya. Sisa 20 persen disimpan untuk diri sendiri. Jika bisa berhemat, dari uang bersama yang 80 persen, bisa tersisa untuk tabungan keluarga, di samping suami dan istri juga masing-masing punya tabungan pribadi.

3.  Membagi Tanggung Jawab

Misalnya, suami mengeluarkan biaya untuk urusan berat, seperti membayar kredit rumah, cicilan mobil, listrik, telepon, uang sekolah anak, kebutuhan mobil, dan asuransi. Sementara bagian istri adalah belanja logistik bulanan, pernak-pernik rumah, jajan, dan liburan akhir pekan dan pos tabungan. Dilihat dari jumlahnya, suami menanggung lebih banyak dana. Tapi istri juga punya peranan dalam kontribusi dana rumah tangga. Kalau ternyata istri yang memiliki pendapatan lebih besar, tentunya hal ini juga bisa dilakukan sebaliknya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan tentunya kesepakatan antara suami dan istri. Diskusikan hal ini dengan pasangan masing-masing, agar persoalan keuangan keluarga bukan lagi menjadi masalah dalam keluarga.







·        Tiga Hal Penting dalam Mengelola Keuangan Bersama

Pertama, pembagian kerja sangatlah dibutuhkan dalam hal mengatur keuangan. Contoh singkatnya, siapa yang membayar semua kebutuhan sehari-hari rumah tangga. Misalkan jika  istri yang harus membayarnya maka suami dalam hal ini harus mentransfer dana yang cukup setiap bulannya untuk memenuhi semua kebutuhan keuangan keluarga. Bila Anda memutuskan untuk mendelegasikan satu orang untuk membayar semua tagihan bulanan keluarga maka hal penting yang harus diperhatikan adalah kejujuran. Suami-istri haruslah terbuka satu dengan yang lain berkenaan dengan permasalahan keuangan. Jangan sampai bila suami-istri menggunakan rekening bersama dan salah satu dari keduanya mengambil dana dalam jumlah besar dan tidak mengatakan kepada pasangan.

Kedua, pengeluaran yang disepakati menjadi sangat vital. Suami-istri harus mencapai kata sepakat dalam merencanakan pengeluaran. Hal ini biasanya berkaitan dengan pengeluaran yang tidak tetap, misalkan keputusan untuk mengganti mobil dengan yang baru setelah berapa tahun, Kapan dan dimana mau berlibur. Sebagai kesimpulan, suami-istri harus membicarakan dan bersepakat dalam kebutuhan yang harus dipenuhi, apa yang menjadi keinginan bersama dan apa yang dapat dipenuhi.

Ketiga, hal terakhir yang sangat penting adalah menabung. Dalam hal ini visi kedepan menjadi sangat penting. Dimana dengan tujuan yang ditentukan akan memberikan motivasi serta pemilihan strategi yang dapat membantu suami-istri mencapai tujuan masa depan yang dimiliki. Dengan begitu pasangan suami-istri juga akan melihat pentingnya pengalokasian dana saat ini dan dimulai saat ini juga.

            Menyusun rencana atau anggaran dalam keluarga merupakan cara menghindari diri dari deficit setiap bulan.

·        Manfaat menyusun rencana anggaran dalam keluarga :

1.      Untuk mengetahui jenis pengeluaran dan jumlahnya.

2.      Untuk mengetahui jenis pengeluaran yang dapat dibatasi.

3.      Untuk mengetahui jumlah saldo yang ada.



·        Dengan adanya anggaran tertulis tersebut, keluarga dapat mencegah pemborosan dengan jalan :

1.      Pemeliharaan yang baik dari investasi keluarga, supaya tidak cepat rusak.

2.      Penghematan, dengan cara menggunakan benda-benda yang sepintas terlihat tak berguna, namun sesungguhnya masih dapat dimanfaatkan.

3.      Mengerjakan sendiri kebutuhan primer keluarga, seperti : memasak, menjahit serta pekerjaan lain yang sekiranya mampu dikerjakan sendiri.

4.      Mengetahui perbedaan harga dari bahan yang sama, terutama bahan-bahan atau barang-barang yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Anggaran dalam keluarga akan lebih baik jika dapat dibuat untuk jangka waktu satu tahun, karena dalam hitungan waktu satu tahun, jumlah penghasilan selain penghasilan tetap setiap bulan dapat dideskripsikan. Semua pengeluaran baik bulanan maupun tahunan telah dapat dihitung. Dengan demikian perencanaan keuangan keluarga dapat dibuat bulanan, tahunan, atau jangka waktu lima tahun ke depan, yang tentunya tetap menganggarkan keperluan tak terduga.

Secara umum, keluarga akan mengeluarkan uang untuk keperluan rutin baik setiap hari atau setiap bulan, untuk: makan, pakaian, perumahan, transport, pendidikan, hiburan, hadiah, tabungan, dan lainnya sesuai kebiasaan keluarga masing-masing. Apabila penghasilan kelurga tidak mencukupi untuk memenuhi keperluan yang telah direncanakan, maka seluruh anggota keluarga harus dapat memilih prioritas utama yang harus dipenuhi terkait dengan tujuan keluarga. Dengan adanya perencanaan keluarga, maka uang tidak akan disalahgunakan untuk keperluan yang tidak teranggarkan kecuali keperluan tak terduga yang memang harus menggunakan uang tersebut. Kesadaran untuk melakukan manajemen keuangan keluarga akan membantu meningkatkan taraf hidup keluarga.

Manajemen yang diterapkan dalam kehidupan keluarga menyangkut pekerjaan rumah tangga yang sering disebut dengan tata laksana rumah tangga, yang artinya menggunakan sumber yang dimiliki keluarga untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan keluarga. Jika sumber-sumber tidak terbatas, perencanaan tentang penggunaan sumber tidak terlalu penting, namun sebaliknya, jika sumber terbatas atau bahkan menyusut maka keterampilan manajemen rumah tangga mutlak sifatnya.

Majemen rumah tangga dilaksanakan oleh setiap keluarga. Namun tidak semua keluarga dapat melaksanakan manajemen rumah tangganya  dengan baik, maka keluarga terutama orang tua seharusnya memiliki pengetahuan tentang manajemen rumah tangga dengan harapan akan menjadi terampil melakukannya. Orang tua harus selalu berusaha, agar pendapatan dan sumber lain yang dimiliki selalu seimbang dengan pengeluarannya. Jika kebutuhan hidup mulai terus meningkat, sementara sumber masih tetap, ini merupakan masalah yang sering dihadapi oleh keluarga. Hal yang harus dinilai dan dicermati adalah kesejahteraan dari keluarga itu sendiri. Maka kurang tepat jika keluarga hanya mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari, prinsip efisiensi dalam melaksanakan tugas rumah tangga perlu diterapkan.

Jika semua orang tua bekerja, maka pekerjaan rumah tangga tidak dapat terselesaikan sendiri dan membutuhkan pembantu, pembayaran tinggi yang diminta pembantu merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menerapkan efisiensi kerja bagi keluarga, yang sebenarnya dapat dilakukan dengan cara pembagian tugas untuk masing-masing anggota keluarga. Bahwa usaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga merupakan tugas dan tanggung jawab bersama anggota keluarga baik pria maupun wanita. Pembagian tugas, bantu membantu dalam pekerjaan sehari-hari akan mempererat hubungan antar anggota keluarga dan rasa saling menghargai satu sama lain.     

 













BAB III

PENUTUP



Kesimpulan

Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana mangatur dan memimpin serta menggerakkan oarang yang mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen Ekonomi Keluarga merupakan tindakan merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan pendapatan yang diperoleh keluarga serta penggunaan sumber keuangan. Manfaat pengelolaan ekonomi keluarga, untuk mendayagunakan kesadaran, sikap, perilaku, dan kemampuan anggota keluarga serta memotifasi potensi yang ada dalam keluarga. Prinsip manajemen ekonomi keluarga adalah adanya upaya pengendalian tingkat pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan keluarga agar terdapat surplus secara tetap.

Tujuan manajemen keluarga adalah Membebaskan keluarga dari pola hidup gali lubang tutup lubang, Merencanakan hidup lebih baik, Mendorong upaya menambah penghasilan, Menciptakan tabungan sebagai cadangan hidup keluarga. Sikap dasar manajemen keluarga adalah Kepercayaan dan kesetiaan, Tanggung jawab kepala keluarga terhadap anggota keluarga, Anggaran bersifat elastis dan terbuka, Memiliki catatan keluar masuk anggaran. Cara menyusun anggaran belanja keluarga ada dua kelompok yaitu keluarga dengan penghasilan tetap dan keluarga dengan penghasilan tidak teratur.

Cukup tidaknya penghasilan keluarga bergantung pada cara pemakaian dan pembagian keuangan sesuai dengan kebutuhan keluarga. Ada tiga pengelolaan penghasilan keluarga yaitu uang dikelola bersama, membagi berdasar presentase, dan membagi tanggung jawab. Majemen rumah tangga dilaksanakan oleh setiap keluarga. Namun tidak semua keluarga dapat melaksanakan manajemen rumah tangganya  dengan baik, maka keluarga terutama orang tua seharusnya memiliki pengetahuan tentang manajemen rumah tangga dengan harapan akan menjadi terampil melakukannya. Kesadaran untuk melakukan manajemen keuangan keluarga akan membantu meningkatkan taraf hidup keluarga.

















DAFTAR PUSTAKA



Kuswardinah, Asih.2012.ilmu kesejahteraan keluarga:semarang.Unnes Press.

https://angga16pramudhita.wordpress.com/2012/03/03/sistem-manajemen-dalam-keluarga/




































Share:

1 comment:

  1. ti 89 titanium calculator | Titanium Arcus, a
    Ttitanium calculator, a calculator for the snow peak titanium trigonometric functions, in titanium chainmail the form of the titanium jewelry piercing Ti-87. Ttitanium calculators, the ones titanium vs ceramic made by Titanium Arcus titanium fishing pliers

    ReplyDelete

Advertise