ARTIKEL
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen Tata Rias
Dosen
Pengampu :
Rina Rachmawati, SE., MM
NIP.198003072006042001
Oleh
:
Khasanah
Eka Yanuari ( 5402414006 )
Himmatus
Suroyya Rahma ( 5402414018 )
Aidina
Imas Saputeri (
5402414022 )
PRODI PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
PERUSAHAAN BESAR
Perkembangan industri kecantikan di Indonesia misalnya
Natasya Skin Care, Hanna Salon, Johnny Andrean Salon, Erha Clinic, Ristra skin
Care, Puspita Martha Salon, Rudy Hadi Suwarno, Lina gunawan Salon, London
Beauty Center, Larrisa Salon, John Salon dan munculnya salon-salon kecantikan
lainnya menimbulkan persaingan yang sangat ketat. Dengan demikian, perusahaan
kecantikan perlu untuk menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan keputusan
pembeliannya agar tidak berpindah ke perusahaan lainnya. Salah satu klinik
kecantikan wajah yang memiliki banyakcabang di kota-kota besar adalah Natasha
Skin Care.
Sebelum
1999, nama Fredi Setyawan boleh dibilang nggak bunyi di belantika bisnis jasa
perawatan kulit dan kecantikan di Tanah Air. Dokter kelahiran Ponorogo 17 Juli
1963 ini cuma dikenal segelintir orang di Klaten sebagai dokter Puskesmas
dengan status pegawai negeri. Atau, paling banter ia dikenal sebagai dokter
pribadi Bupati Klaten. Tak ada yang tahu, di sela-sela waktu luangnya, Pak
Dokter biasa merawat kulit dan kecantikan istri tercintanya, drg. Tantri Onni
Bianti. Saking bersemangatnya merawat kulit dan wajah sang istri, Fredi merasa
perlu mempelajari teknik perawatan wajah. Bahkan, ia tak segan terbang ke
Singapura untuk belajar di London Research Centre. Ia pun rajin mengikuti
berbagai seminar kecantikan tingkat internasional. Kenyang menimba ilmu
perawatan kecantikan di berbagai tempat, ditambah pula dengan praktik langsung
merawat kulit dan wajah istrinya, ia lantas memberanikan diri membuat krim
untuk keperluan itu. Daripada membeli krim di pasar yang belum tentu cocok
untuk kulit dan iklim kita.Ternyata, krim buatannya itu amat cocok buat kulit
dan wajah tropis istrinya. Merasa puas dengan krim sang suami, tanpa diminta
Tantri lantas menceritakan keampuhan krim itu kepada kawan-kawannya yang
notabene istri-istri pejabat daerah Klaten. Dari situlah produk ini mendapatkan
konsumen pertama. Jalannya memang sederhana: para istri pejabat itu meminta
Fredi membuatkan krim perawatan kulit dan wajah seperti yang ia buat untuk
istrinya. Usaha ini kemudian diperluas Fredi dengan memproduksi krim perawatan
lebih banyak dan memasarkannya langsung lewat beberapa keluarga. Ia memberinya
merek Natasha, diambil dari nama anak keduanya.
Melihat
Natasha diterima pasar, Fredi kemudian banting setir menjadi pengusaha jasa
perawatan kecantikan beneran pada
1999. Ia mendirikan klinik perawatan wajah di Jl. Ponorogo, di rumah kakaknya
Eliana.Untuk mewujudkan bisnisnya itu, Fredi berani menanggalkan statusnya
sebagai pegawai negeri. Ia bahkan berhenti menjadi dokter pribadi Bupati
Klaten, meskipun Pak Bupati mengizinkannya bekerja rangkap. Langkah berani
Fredi rupanya berbuah manis. Nama Natasha Skin Care, yang sejak awal membidik
kalangan ibu rumah tangga kelas menengah atas, cepat meroket. Namun, dalam
perkembangannya, tak sedikit kalangan mahasiswi yang ikut menjadi pasiennya.
Bahkan, kaum Adam pun tak segan menggunakan jasa Natasha untuk merawat kulit
dan wajah mereka. Di tempat ini ada ruang khusus untuk pasien pria. Menurut
Fredi, ada dua paket yang ditawarkan Natasha: standar dan gold. Paket
standar lebih banyak diarahkan untuk kelas menengah. Mereka di-charge Rp
150-200 ribu. Sementara itu, paket gold membidik segmen yang lebih atas
lagi dengan tarif mencapai Rp 400 ribu. Dengan uang sejumlah itu, selain
mendapat perawatan wajah langsung, pasien juga mendapat krim untuk perawatan
selama sebulan. Krim perawatan kecantikan tersebut terdiri dari skin toner,
krim pagi, sun block dan krim malam. Sebelum dirawat, pasien diperiksa
dan difoto. Foto itu penting buat dokumentasi. Nantinya setelah perawatan, foto
itu akan dijadikan alat pembanding guna melihat hasil perawatan Natasha.
Kiat sukses
dr Freddy Setyawan :
- Komitmen untuk memberikan pelayanan nomor satu di tangan para profesional yang handal.
- Memadukan teknologi terkini dalam perawatan kulit dengan tenaga professional.
Dalam perkembangannya klinik kecantikan ini memiliki manajemen yang
terus berusaha untuk memberikan kepuasan pelanggan dengan memberikan
pelayanan yang lebih baik, seperti kepantasan harga, pengaduan komplain
untuk dapat menciptakan loyalitas pelanggan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Loyalitas Konsumen pada Jasa Skin Care
yaitu Natasya Skin Care.
Bisnis jasa skin Center semakin populer dan banyak
bermunculan saat ini dengan menonjolkan keunggulan masing-masing perusahaan,
untuk memenangkan persaingan yang terjadi di pasar, setiap perusahaan harus
mampu memberikan kepuasan bagi setiap konsumen. Loyalitas pelanggan merupakan
aset yang berharga bagi perusahaan. Agar sebuah perusahaan dapat memenangkan
persaingan maka perusahaan itu harus meningkatkan loyalitas pelanggan. Suatu
Loyalitas pelanggan atau konsumen bisa dicapai dengan berbaigai hal seperti
produk yang berkualitas, harga yang sesuai serta pelayanan bermutu baik, cepat
dan tepat yang diberikan oleh perusahaan skin care. Dan berdasarkan
pengamatan Natasya skin care merupakan salah satu skin care yang terkenal atau
populer di berbagai kalangan masyarakat, Natasya skin care memiliki banyak
cabang di berbagai wilayah yang tersebar di daerah-daerah atau kota-kota besar
di Indonesia.
Untuk mengetahui pengaruh kepantasan harga dan penanganan komplain terhadap
kepuasan pelanggan, dan pengaruh kepantasan harga, penanganan komplain dan
kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan Natasya Skin Care di Semarang.
Kepantasan harga, di dalam pemasaran, harga merupakan faktor yang penting dalam
menciptakan kepuasan pelanggan. Kepantasan harga dipandang sebagai suatu
penilaian apakah hasil dari, atau suatu proses untuk menghasilkan barang adalah
beralasan, bisa diterima, ataupun pantas. kepantasan harga bersifat subyektif
dimana konsumen melihat wajar tidaknya harga dengan membandingkan persepsi
mereka tentang berapa besar keuntungan dari penjual masa kini dan masa lalu
atas suatu produk, atau dengan membandingkan harga yang diperoleh orang lain
atas produk serupa. Penanganan komplain, Manajemen komplain merupakan salah
satu determinan signifikan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Upaya
mempertahankan jalinan relasi dengan pelanggan yang tidak puas melalui
pengelolaan komplain telah menjadi fokus utama sebagian besar strategi retensi
pelanggan. Pengelolaan komplain merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah yang diakibatkan kegagalan penyampaian produk dan untuk
mempertahankan customer’s goodwill. Selain pengaruh karakteristik
individu, faktor produk dan situasi juga memainkan peranan penting dalam
menjelaskan respons pelanggan terhadap ketidakpuasan. Faktor-faktor ini
meliputi: daya tanggap perusahaan terhadap komplain, biaya komplain, harga,
arti penting produk bagi pelanggan, pengalaman konsumen. Huefner&Hunt
(1994) dalam Tjiptono (2006) menambahkan tiga penanganan komplain lainnya : retaliasi,
avoidance dan grudgeholding ; Kepuasan Pelanggan Kepuasan seseorang pada
dasarnya bersifat individual (As’ad, 1991:102).
Avoidence dan grudgeholding merupakan
bentuk variasi dari exit, yaitu empat macam tindakan, yaitu memboikot atau
berhenti membeli merek yang sama,berhenti membeli tipe produk tertentu,
berhenti membeli dari pengecer tertentu, berhenti membeli dari pemanufaktur
tertentu. Menurut Tjiptono (2006) penanganan komplain secara efektif memberikan
peluang pelanggan yang tidak puas menjadi puas dan pada akhirnya akan merasa
loyal (membeli kembali). Khusus kasus kosmetik memiliki keunikan khusus, yaitu
memonopoli persepsi pelanggan terhadap kualitas produk. Hal ini dilihat dari
adanya 4 dokter ahli yang menanggani Natasha Skin Care, sehingga pelanggan
percaya dan loyal terhadap Natasha Skin Care, sebab ke 4 dokter tersebut
memiliki standarisasi kualitas yang saling mendukung, sehingga Natasha Skin
Care memiliki standarisasi kualitas yang baik untuk klinik kecantikan.
PERUSAHAAN
KECIL
A. LATAR
BELAKANG PENDIRIAN PERUSAHAAN RUMAH NUTRISI
Awal
mula pendirian perusahaan skincare “Rumah Nutrisi” didasari dari keingingan
membuka lapangan pekerjaan di daerah rumahnya. Awalnya Dr. Dian adalah seorang
dokter umum yang melanjutkan S2 di bagian kecantikan. Karena di daerahnya belum
ada perusahaan skincare, Dr. Dian memutuskan untuk membuka perusahaan skincare
ini. Selain untuk membuka lapangan pekerjaan, dia bermaksud untuk mengambil
peluang usaha yang lebih besar karena daerah sekitar rumahnya tidak ada usaha
skincare.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi yang terdapat diperusahaan skincare Dr. Dian merupakan struktur organisasi garis.Strukturnya sebagai berikut:
Struktur organisasi yang terdapat diperusahaan skincare Dr. Dian merupakan struktur organisasi garis.Strukturnya sebagai berikut:
Di dalam perusahaan ini pemimpin (Dr. Dian), memiliki kewenangan untuk memerintah langsung bawahan dan bawahan mempunyai tanggung jawab langsung kepada atasan.
Di sini Dr. Dian bertugas untuk melakukan pengawasan,control terhadap segala yang
berhubungan dengan perusahaan skincare yang telah dirintis, meliputi:
o Proses Produksi
o Proses Pemasaran
o Masalah Keuangan
o Masalah Personalia
o Masalah Administrasi
o Proses Produksi
o Proses Pemasaran
o Masalah Keuangan
o Masalah Personalia
o Masalah Administrasi
C. PERMODALAN
Modal awal yang di pakai oleh Dr. Dian untuk membuka usaha ini sebesar Rp10.000.000. Uang ini berasal dari simpanan uang Dr. Dian pribadi. Uang tersebut digunakan Dr. Dian untuk membeli alat-alat kecantikan dan bahan-bahan pembuat kosmetik yang sampai sekarang ini masih di produksi.Selain membuka perusahaan skincare pribadi, Dr. Dian juga membuka klinik umum karena Dr. Dian notabennya adalah seorang dokter umum juga.
Modal awal yang di pakai oleh Dr. Dian untuk membuka usaha ini sebesar Rp10.000.000. Uang ini berasal dari simpanan uang Dr. Dian pribadi. Uang tersebut digunakan Dr. Dian untuk membeli alat-alat kecantikan dan bahan-bahan pembuat kosmetik yang sampai sekarang ini masih di produksi.Selain membuka perusahaan skincare pribadi, Dr. Dian juga membuka klinik umum karena Dr. Dian notabennya adalah seorang dokter umum juga.
D. TENAGA KERJA DAN SISTEM PENGUPAHAN
Tenaga kerja yang terdapat pada perusahaan ini sebanyak 1 orang yang merupakan seorang perempuan dengan tugas sebagai berikut:
1. Kasir
2. Beautician
3. Asisten
Perempuan dengan nama Rina
ini di ajak oleh Dr. Dian
untuk menjadi partnernya dalam bekerja. Kedudukan Rina sangat penting karena memegang 3 bidang sekaligus.Selain sebagai kasir yang bertugas menerima upah dari konsumen,
dia juga bertugas sebagai
beautician yang memiliki tugas untuk menangani pasien baik saat Dr. Dian ada atau pun tidak.
E. SISTEM
PENGUPAHAN
Gaji karyawan di bayarkan setiap hari berdasarkan tugas kerja yang dilakukan.Jadi setiap harinya karyawan mempunyai gaji yang berbeda menurut yang telah ditangani.
Gaji karyawan di bayarkan setiap hari berdasarkan tugas kerja yang dilakukan.Jadi setiap harinya karyawan mempunyai gaji yang berbeda menurut yang telah ditangani.
F. PEREKRUTAN
TENAGA KERJA
Perusahaan skincare ini mempunyai cara tersendiri dalam merekrut tenaga kerja. Tenaga kerja yang diambil atau diterima merupakan pilihan Dr. Dian sendiri. Perusahaan yang dijalankan Dr. Dian tidak mempunyai criteria khusus dalam menerima pekerja. Pekerja yang diterima di perusahaan skin care, kebanyakan mereka yang mempunyai sifat ketelatenan, keuletan, disiplin tinggi, kejujuran dalam melaksanakan pekerjaannya.
Perusahaan skincare ini mempunyai cara tersendiri dalam merekrut tenaga kerja. Tenaga kerja yang diambil atau diterima merupakan pilihan Dr. Dian sendiri. Perusahaan yang dijalankan Dr. Dian tidak mempunyai criteria khusus dalam menerima pekerja. Pekerja yang diterima di perusahaan skin care, kebanyakan mereka yang mempunyai sifat ketelatenan, keuletan, disiplin tinggi, kejujuran dalam melaksanakan pekerjaannya.
perbandingan anatara perusahaan kecil dan perusahaan besar
perusahaan kecil
1.
Pada umumnya dikelola/
dipimpin sendiri oleh pemiliknya.
2.
Struktur organisasinya
sederhana dan masih banyak perangkapan tugas/jabatan pada seseorang.
3.
Persentase kegagalan
usaha relatif cukup tinggi.
4.
Kesulitan untuk
mengembangkan usaha dikarenakan sulit memperoleh pinjaman dengan syarat lunak.
Perusahaan besar
1. Pada
umumnya dikelola/dipimpin oleh manajer profesional(bukan pemiliknya)
2. Struktur
organisasinya kompleks dan sudah ada spesialisasi pekerjaan.
3. Persentase
kegagalan usaha relatif rendah.
4. Modal
jangka panjang relatif lebih mudah diperoleh untuk pengembangan usaha.
DAFTAR
PUSTAKA
repository.library.uksw.edu/jspui/bitstream/123456789/351/2/ART_Tony/Wijaya_Pengaruh/Kepuasan/Pada/Penanganan/Keluhan_Full/text.pdf
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mbs_0601987_bibliography.pdf
0 comments:
Post a Comment