Sunday 27 May 2018

Analisis Film “99 Cahaya di Langit Eropa”



Analisis film “99 Cahaya di Langit Eropa”

Film yang berjudul” 99 Cahaya di Langit Eropa” 1 dan 2 adalah film yang sangat inspiratif dan dapat memotivasi siapa saja yang menontonnya. Film ini menceritakan perjalanan Hanum dan Rangga di Eropa untuk menjelajah sejarah perkembangan Islam di benua Eropa. Rangga adalah mahasiswa Indonesia yang menyelesaikan S3 di Eropa dan Hanum adalah istri Rangga.
Banyak sekali bangunan-bangunan yang menjadi saksi bisu bahwa Islam pernah berjaya di masanya. Keberadaan Islam di Eropa saat ini memang menimbulkan berbagai prasangka dan kesalahpahaman karena adanya pandangan yang keliru tentang umat muslim yang dianggap sebagai teroris. Akan tetapi, dibalik semua ini Islam justru menawarkan toleransi dan kebaikan kepada semua orang.  
Pada bagian pertama flm ini menitikberatkan cerita pada deskripsi kehidupan masyarakat mahasiswa Indonesia di Austria serta pengenalan karakter antar tokoh. Sedangkan pada bagian kedua film ini menyuguhkan konflik cerita dan ekplorasi karakter yang lebih mendalam.
Dahulu di Eropa terdapat banyak bangunan Islam (Cordoba) yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia, namun sekarang sudah beralih fungsi menjadi musium Katedral dan bahkan saat Hanum melakukan sujud syukur dia ditegur oleh penjaga Katedral. Di Musium Lauvre terdapat lukisan bunda Maria dan bayi yesus, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertuliskan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah. Dan benda-benda yang berada dimusium tidak sedikit yang terukir huruf maupun kalimat dari Al quran. Sebenarnya orang Eropa mengetahui itu akan tetapi mereka tidak mengetahui maknanya. Mereka hanya menganggapnya sebagai seni.
Film 99 Cahaya Dilangit Eropa menceritakan bahwa islam mengajarkan toleransi dan kebaikan. Contohnya dalam penggalam film ini saat Maarja mempersilahkan Rangga untuk beribadah. Contoh penggalan tentang kebaikan islam saat Hanum memasak ikan asin di apartemen, tetangganya marah-marah kepada Hanum dan berkata bahwa masakannya baunya seperti kaos kaki. Walaupun sudah dimaki-maki Hanum justru memberikan masakannya itu kepada tetangganya dan akhirnya tetangganya itu berkata bahwa masakannya sangat enak. Saat Steven mengalami kecelakaan, Khan membantu membawa Srev dan membiayai pengobatan yang seharusnya dipakai untuk Khan untuk pulang ke Pakistan. Saat Hanum, Ayse dan Fatma berada di restoran mereka diejek oleh non muslim, justru Fatma membayarkan makanan mereka. Hanum dan Fatma memiliki misi menjadi agen muslim yang baik, hal itu terulang saat Hanum dan Rangga makan di restoran.
     Adapun  Konflik yang timbul adalah :
a) Konflik muncul saat Rangga dan Khan dihadapkan dengan jadwal ujian yang bersamaan dengan shalat Jumat.
b) Rangga dengan Hanum yang disebabkan oleh sikap Maarja kepada Rangga yang dianggap biasa oleh Maarja.
c) Konflik antara Steven dan Khan yang sering salah paham mulai dari kebiasaan makanan mereka yang berbeda sehingga menimbulkan kesalahpahaman lainnya.
d) Saat ayah Khan dalam keadaan bahaya dan Khan disuruh pulang oleh ibunya, lalu meminta Ranga untuk bertukar jadwal ujian, saat itu menimbulkan kesalahpahaman steven dan rangga
Dalam film ini, hal yang paling penting adalah bagaimana kita harus saling bertoleransi antar agama. Dimana kita harus menghargai setiap keprcayaan yang dianut oleh manusia, belajar memahami pola kehidupan dan karakter setiap individu. Bahwa sebagian besar kaum minoritas disuatu negara mengalami kesenjangan sosial yang cukup parah. Hal ini seharusnya tidak terjadi jika kita sebagai manusia berpendidikan memiliki sikap saling menghargai dan bertoleransi antara satu sama lain, memeperlakukan sesama dengan baik dan setara. Kutipan kalimat diatas mengisahkan Khan, muslim asal Pakistan yang kuliah di Wina, Eropa. Sejak dia kecil dia diajarkan ayahnya untuk berjihad bukan dengan pedang, tetapi dengan kecerdasan. Tujuan adanya pendidikan multikultural diharapkan kita akan lebih memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di dunia ini baik dari ras, suku, bahasa, dan agama, sehingga perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan perpecahan justru akan hidup berdampingan secara damai dengan agama lainnya.
Kritik secara umum terlihat dari pemeran yang terlalu banyak menggunakan bahasa Indonesia, misalnya Khan dari Pakistan, Marion mualaf dari Prancis yang menggunakan bahasa Indonesia dengan logat Prancis, Maaria dan Stef juga tak luput menggunakan bahasa Indonesia. Untuk kritik secara garis besar dengan pacuan jurnal diatas bahwa tokoh Fatma yang di part 1 banyak menjadi sorotan dan panutan dari tokoh utama yaitu Hanum, yang mengajarkan banyak hal dan mengenalkan Islam, memberikan pengalaman yang banyak kepada hanum namun di part 2 tiba-tiba menghilang pulang karena putrinya Aise sakit dan kembali ke Turky.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Advertise